36 : Menjadi Bunga Matahari dan Bintang

132 66 236
                                    

Kamis, 12 September 2024
.

Kembali lagi di Malam Jumat!
.
Part ini saya taburi bubuk bawang, bisakah kalian merasakannya?
.

Selamat membaca semuanya, maaf jika ada typo. Tandai juga kalau bertemu dengan typo, terima kasih ..
.

Happy And Enjoy♡
———————————

“Neva, apa yang kamu lakukan?”

Ia membekap mulutnya melihat ke arah Aryo yang bersimbah darah dari kepalanya akibat perbuatannya. Neva menatap kedua telapak tangannya disertai gelengan kepala. Ia juga tak menyangka akan mencelakai Aryo separah itu.

Ia sedikit tersentak saat Danta menariknya mundur dan memeluknya supaya tenang. Ia menangis dalam pelukan itu. 

Baskala dengan cepat menghubungi pihak medis untuk segera menangani kondisi Aryo. Sedangkan Safila semakin memeluk erat Kiara yang hanya diam melihat kejadian itu. Gadis itu terlalu syok dengan semua yang terjadi.

“A-aku nggak sengaja, Ta. Aku nggak mau masuk penjara,” kata Neva dengan gemetar.

Safila yang mendengar itu sontak menghadap ke arah mereka. Dalam hatinya ia sedih atas kejadian ini. Ia juga tak menyangka Neva akan senekat itu walau itu adalah ketidaksengajaannya. Ia membiarkan sahabatnya itu di dalam pelukan Danta, tapi tidak sekarang. Sekarang ada Kiara yang membutuhkan perannya, namun Neva tampak acuh pada sang buah hati yang terus saja terdiam.

Safila merasakan bahu Kiara naik turun dan tubuh itu meluruh ke lantai. Ia panik, lantas merengkuh bahu Kiara. “Kiara, kamu baik-baik saja?”

“Yah,” panggilnya pada Baskala yang barusaja masuk kembali ke dalam rumah yang kacau. Pria itu menatap keduanya bergantian dan menatap Kiara dengan khawatir.

“Kiara kenapa?” tanya Baskala dengan nada khawatir sambil mendekat.

“Kiara?” panggilnya lagi, namun gadis itu tetap tak merespon. Tatapan Kiara kosong, mengarah lurus ke Ayahnya, seolah dunia di sekitarnya tak lagi nyata.

Baskala segera menyadari ada yang tidak beres. Dengan cepat, dia membopong tubuh Kiara dan membawanya ke sofa untuk dibaringkan. Namun, bahkan setelah tubuhnya dipindahkan, Kiara masih tak bereaksi. Pandangannya hampa, hanya menatap langit-langit rumah tanpa memberi reaksi apapun.

“Kiara!” seru Baskala lebih keras, cukup membuat Neva dan Danta tersentak. Neva segera menghampiri mereka dengan cemas.

“Kiara, apa yang terjadi?” tanya Neva, suaranya gemetar.

Perlahan, warna kulit Kiara semakin memucat, tapi tatapan matanya tetap kosong, dan tak ada sedikit pun gerakan dari tubuhnya.

“Kiara, napas!” perintah Baskala seraya menepuk pelan pipi Kiara, berusaha membangunkannya dari kondisi mengkhawatirkan itu.

Mendengar itu, Safila dan Neva semakin panik. Dengan tangan gemetar, Neva mendekatkan jari telunjuknya di bawah hidung Kiara, mencoba merasakan hembusan napas. Tapi, tidak ada. Napas Kiara berhenti.

“Kiara, kenapa? Napas, Kiara!” Neva mulai mengguncang tubuh putrinya, suaranya memohon dalam ketakutan yang mendalam. Ia takut kehilangan Kiara, tak sanggup membayangkan hal terburuk setelah semua yang terjadi dengan Aryo.

“Kiara, kami di sini! Napas, Sayang! Ayo, buka mulut dan hirup udara!” Safila juga berusaha membangunkan Kiara, tangannya gemetar saat mencoba membantu.

Just Me (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang