Kamis, 22 Agustus 2024
.
Bertemu lagi di malam Jumat, guys!
.
Selamat menikmati bab terbaru ini, semoga kalian suka.
.
Tolong tandai juga jika ada typo!
..
.
Happy And enjoy♡
——————————
.
..
Setelah mengunci pintu utama rumahnya, Anjani berniat langsung menuju kamarnya. Namun, langkahnya terhenti saat melihat kedua orang tuanya menunggunya di ruang tamu. Mereka memanggilnya untuk bergabung, dan meski agak enggan, Anjani mendekati mereka lalu duduk di sofa tunggal di ruang tamu.
"Kiara sudah pulang?" tanya sang Mama.
Anjani mengangguk. "Sudah, tadi aku antar ke depan rumahnya dan ketemu sama Om Aryo, Ayahnya Kiara. Beliau juga titip salam."
"Wa'alaikumussalam," jawab Lena dan Endi serempak.
"Papa juga dapat pesan, katanya kapan-kapan ngopi bareng di teras," lanjut Anjani, membuat Endi tertawa kecil dan mengangguk.
Lena berdehem pelan, seakan memberi kode agar suaminya menghentikan tawa dan fokus pada topik baru yang ingin dibicarakannya.
"Anjani, sebenarnya apa yang terjadi tadi? Jelaskan ke kami dengan rinci. Mama dan Papa sangat khawatir. Meskipun ini bukan pertama kalinya, rasa cemas kami tetap ada, sayang."
"Iya, jelaskan apa yang terjadi sama Kiara sampai kamu terbawa ke alam bawah sadar lagi," sambung Endi. Kekhawatirannya tampak jelas.
Anjani terdiam sejenak, ragu untuk mengungkapkan masalah Kiara. Ia khawatir kedua orang tuanya akan salah paham dan melarangnya berteman dengan Kiara jika tahu masalah ini.
"Anjani belum bisa cerita ke Mama dan Papa," jawabnya perlahan.
"Kenapa begitu?" tanya Lena.
"Anjani nggak mau Mama dan Papa terlibat, karena ini masalah keluarganya Kiara. Anjani—"
"Justru kami harus tahu! Apalagi kalau ini masalah keluarga orang lain, yang serius dan melibatkan orang dewasa. Gimana nanti kalau kamu dimarahi orang tuanya Kiara karena ikut campur?" potong Lena cepat.
Anjani menggeleng pelan. "Orang tua Kiara nggak tahu kalau Kiara cerita masalahnya ke aku. Malah mungkin mereka nggak sadar kalau Kiara mulai curiga pada hal-hal yang mereka rahasiakan."
"Rahasia?" Endi bertanya heran.
"Iya, makanya cuma aku yang dikasih tahu sama Kiara. Karena itu, aku nggak bisa cerita ke Mama dan Papa," jawab Anjani sambil menunduk.
"Masalah apa sampai kamu bisa mengalami kejadian tadi? Apakah ada kaitannya sama hal-hal metafisik?" tebak Lena.
Endi menatap bingung antara Lena dan Anjani. "Papa masih belum paham. Kejadian kamu tadi, katanya mirip sama waktu di rumah Bude dulu. Tapi kenapa kamu bisa sampai seperti itu? Ada apa sebenarnya?"
Lena dan Anjani saling pandang, baru menyadari bahwa Endi belum tahu tentang kemampuan Anjani. Ia belum tahu bahwa putrinya bisa melihat dan berinteraksi dengan makhluk gaib sejak menjadi korban ilmu hitam dari mantan kekasihnya.
"Pah, maafkan Mama dan Anjani yang menyembunyikan ini. Sebenarnya, sejak dulu Anjani memiliki kemampuan melihat hal-hal tak kasat mata setelah terkena guna-guna," jelas Lena, suaranya bergetar.
Endi tertegun. Di hatinya muncul kesedihan; mengapa hal sebesar ini disembunyikan darinya? Meski begitu, ia tidak sepenuhnya menyalahkan mereka. Pasti ada alasan di balik semua ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Me (Tahap Revisi)
HorrorKecelakaan naas yang dialaminya membuat Kiara kehilangan sebagian ingatannya. Dan parahnya lagi, ia justru bisa melihat makhluk tak kasat mata, lagi. Setelah bangun dari koma, ia didatangi satu sosok berupa anak kecil Belanda yang ternyata menguak i...