Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Flashback.
***
Mew menekuk wajahnya kala dipaksa ikut menghadiri arisan ibu-ibu bersama Papanya, sedangkan sang Mama hanya terkekeh kecil.
"Mama, kenapa aku harus ikut?"
"Teman-teman Mama juga bawa anak mereka kok, kamu jangan takut sendirian." Balas wanita cantik itu sembari mengelus surai anaknya.
"Anak Papa mudah sekali merajuk, padahal sebentar lagi sudah kelas tiga sekolah menengah pertama."
"Tidak ada jaminan umur Pa," keluhnya lagi.
"Ada seseorang yang ingin Mama kenalin ke kamu, anaknya lucu banget."
Mew menganga, "Are you seriously Ma?"
Sejak tadi tawa kencang Papanya sudah memenuhi mobil karena respon shock atas pernyataan wanita cantik diantara mereka.
"Anak papa sudah besar ternyata."
"PA!"
"Hahahaha"
. . .
Pertemuannya di lakukan di sebuah restoran mewah yang sudah di pesan oleh para kumpulan ibu-ibu sosialita.
Mew hanya bisa tersenyum sembari sesekali memperkenalkan dirinya kala ibu-ibu itu bertanya, wajah rupawannya memang sukses mencuri perhatian.
"Maaf kami terlambat."
Mew menatap seorang wanita cantik dengan tangannya yang menggenggam jemari seorang anak laki-laki, bersama pria dewasa di sebelahnya dan anak perempuan.
Mereka keluarga.
"Astaga Jihan!" Pekik Mamanya gembira.
Kedua wanita itu berpelukan, sedangkan Mew masih terpaku pada sosok yang hanya diam disamping tubuh tegap Ayahnya.
Putih.
Sedikit gembul.
Dan bibirnya sewarna delima.
Juga tatapan mata bak anak kucing.
Mew benar-benar terpesona.
Lengannya ditarik pelan oleh Mamanya, lalu mereka duduk di dalam satu set meja yang sama.
Bersama keluarga tadi.
"Ini anakmu?"
"Benar, tampan bukan?"
"Aku berharap bisa memiliki yang seperti ini satu, karena Gulf-ku sangat manis." Tawa halusnya menguar.
Mew ikut tersenyum ketika pandangannya dengan anak itu bertemu, sangat menggemaskan.
"Ini anakku yang pertama, Bow Maylada dan ini yang paling kecil.. Gulf Kanawut."
