Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
Gulf menatap penasaran punggung tegap pacarnya dari balik meja pantry, kakinya menggantung bebas akibat kursi yang terlalu tinggi— menendang angin.
"Kamu lagi apa?"
Mew menoleh, "Bikin sarapan buat kita. Lapar kan?"
"Lapar, tapi maunya Strawberry."
"Masih pagi nanti kamu sakit perut, jangan bandel."
Bibir yang lebih muda mengerucut karema Mew benar-benar tidak memberikannya kesempatan untuk sekedar membela diri, kesal sekali!
Sejak semalam memang ia sudah menginginkan buah berwarna merah dengan rasa asam lebih mendominasi tersebut, liurnya bahkan hampir menetes hanya dengan membayangkannya saja.
Itu karena ulah kakaknya, Ayah memberikan oleh-oleh buah Strawberry gemuk hanya untuk anak perempuannya. Berbanding terbalik dengan Gulf yang malah diberi buah pisang satu kotak.
"Aku mau telepon Mama terus bilang kalau kamu sudah tidak sayang aku lagi."
Mew berbalik cepat, bingung memangnya kapan ia mengatakan sudah tidak sayang lagi pada si anak kucing?
"Kapan aku bilang?"
"Itu tadi! Kamu larang aku makan Strawberry!" Keluh Gulf sembari menendang angin kesal.
Tawa yang lebih tua mengudara hingga matanya menyipit, "Aku pikir apa. Begini sayang.. kan masih pagi nanti perut kamu sakit terus ngeluh seperti dua hari yang lalu."
"Kamu tidak suka dengar aku mengeluh ya?"
"Kamu ngeluhnya seperti orang yang akan mati, sampai-sampai Ayah berlari setelah jam prakteknya hanya untuk melihat kamu di ruang UGD."
Gulf terkekeh, sudah dua bulan semenjak kembalinya Mew ke tanah kelahiran dan mereka berakhir dengan sebuah tali yang disebut tunangan. Mew sungguh tidak ingin kehilangan kesempatannya lagi untuk menikahi si anak kucing tetapi Gulf dengan tegas menolak.
Mereka masih terlalu muda membangun rumah tangga, untuk saat ini biarlah keduanya di sibukkan dengan karir masing-masing.
Dan Mew setuju, well.. dia memang tidak bisa melawan bukan?
"Mew Mew, aku jadi merasa bersalah pada Ayah."
"Memang harus, makanya jangan bandel."
"Kapan sih kamu pulang?" Gulf merengek.
"Aku rencananya mau beli unit apartemen di sebelah kamu, bagaimana?"
"Kenapa tidak tinggal bersama saja?"
Mew mendekati pacarnya yang masih terduduk dibalik meja pantry, "Kasurnya masih kuat?"