•••
Gulf itu posesif, ingat? Maka ketika dua malam lalu ia melihat pacarnya bersama seorang wanita dengan keadaan yang cukup menyakitkan mata.. tanpa sadar dirinya menjadi semakin siaga.
Siaga dalam artian tidak ingin orang-orang menganggap bahwa Mew itu single, ia hanya mencoba membuat para manusia pencari perhatian itu berhenti menciptakan celah untuk mendekati beruang besarnya.
Seperti saat ini, Gulf ikut turun dari mobil yang sama dengan Mew. Memancing tatapan tidak percaya juga terkejut yang kentara.
Mew sih oke-oke saja, malah dia senang Gulf ikut ke kantor.
Selain bisa melihat pacar gemasnya seharian, Mew juga berencana mengumumkan secara tersirat bahwa ia sudah memiliki hubungan serius dengan seseorang ; Gulf Kanawut.
"Kamu bawa iPad?"
Gulf menggeleng, "Aku lupa bawa ponsel juga. Nanti pinjam punya kamu ya."
Mew mengusak gemas surai halus anak kucingnya, semakin bertambah usia entah kenapa Gulf justru terlihat semakin manis dan menggemaskan.
"Kamu mau ngapain aja disini bebas kok."
Gulf tersenyum, tanpa Mew katakan lagi ia sudah mengerti.
.
.
.Katrine melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa pria kemarin benar-benar seperti yang Mew akui di Caffe dua malam lewat, mereka bergandengan sembari tertawa kecil.
"Memangnya apa bagusnya dia?" Decihnya menahan kesal.
Kakinya melangkah melewati kerumunan orang-orang yang masih berbisik-bisik akan kedatangan tidak terduga dari kekasih rahasia Direktur mereka yang dikira masih melajang.
"Jika aku tahu Gulf itu adalah pacarnya Direktur, aku tidak akan berbuat jahat padanya." Keluh salah seorang wanita berambut panjang.
"Beberapa waktu belakangan aku pernah melihat dengan mata kepalaku sendiri bahwa Direktur sebelumnya sangat menyayangi Gulf, aku benar-benar terkecoh." Sambut yang lainnya.
Katrine mengeratkan genggaman pada berkas-berkas di pelukannya, kemudian tersenyum sembari menghampiri para karyawan tadi.
"Bukankah itu artinya.. Gulf memanfaatkan kesempatan? maksudku- dia memakai orang dalam. Terdengar tidak adil," Jemarinya mengibas lalu tertawa kecil.
Semuanya mengangguk.
Salah seorang laki-laki berjalan mendekati mereka, "Itu terlalu berlebihan."
"Maksudmu?" Katrine menatap penasaran kemudian melirik ID card si lelaki.
Mild Suttinut.
Mild menatap Katrine serius, wanita di hadapannya ini benar-benar ular sesungguhnya dibalik semua kekacauan yang terjadi di perusahaan.