⚠️ 🔞 : 2,1K words, harap jangan skip kalau memang niat baca biar feelnya dapet. Kalau tidak suka jangan tinggalkan komentar jelek ya❤️•••
Mew menghampiri Katrine yang sibuk menyeruput americano tanpa terganggu dengan keributan barusan, tangannya bergerak meraih jas dan kunci mobil lalu meninggalkan uang cash diatas meja.
"Katrine, maaf kamu pulang sendiri saja ya. Saya harus menyusul Gulf."
"Laki-laki barusan? Pak ini penting loh, teman bapak kan bisa menunggu."
Ia bingung, mengapa bosnya terlihat sangat gusar hanya karena kedatangan laki-laki tadi? padahal malam ini ia sudah membayangkan makan malam diluar setelah pekerjaan selesai.
Mew mengerutkan keningnya, "Teman? Maaf Katrine tapi Gulf itu pacar saya- ah tidak.. Gulf itu calon istri saya. Dan untuk masalah pekerjaan, saya tahu apa yang harus di prioritaskan untuk saat ini."
Katrine terdiam setelah kepergian serta penjelasan atasannya barusan, calon istri? Yang benar saja.
Jadi selama ini rumor itu ternyata benar, kenapa ia baru mengetahuinya.
Netranya melihat bagaimana khawatirnya sang atasan hingga mampu menembus hujan menuju parkiran, "Ternyata sudah ada yang punya.."
.
.
.Gulf memeluk lututnya diatas sofa, ia baru saja selesai mandi namun rambutnya masih terlalu basah. Biasanya jika ia tidak mengeringkan rambut dan dibawa tidur maka besok pagi tubuhnya pasti akan terserang demam.
Ingatannya memutar pada kejadian barusan, airmatanya hampir menetes lagi tapi ditahan dengan cepat. Menangis juga tidak ada gunanya, hanya menambah sakit kepala.
"Pria bodoh.."
"Brengsek!"
Hujan masih terlalu deras diluar sana, Gulf takut sebenarnya tapi jika pulang ke rumah.. Ayah dan Bunda pasti khawatir.
"Hiks.. memangnya salah kalau aku c-cemburu?"
"Kalau dia cemburu aku tidak marah kok!"
Gulf semakin menenggelamkan kepalanya dibalik lipatan paha, mengingat perlakuan beruang besarnya tadi hanya menambah sakit kepala.
***
Mew memasukkan pin apartemen Gulf lalu berjalan pelan menuju ruang tengah, takut-takut jika kucing manisnya sedang tertidur namun yang terdengar malah isak tangis di selingi protesan hingga membuat pacarnya sesak nafas.
Ia tahu dalam seminggu ini dirinya sangat keterlaluan, meninggalkan Gulf tanpa kabar dan membuat anak itu kembali menerka-nerka apa yang sebenarnya sedang terjadi.