•••
Gulf mengusap perutnya yang mulai menyembul, kacamata hitam bertengger apik di wajahnya yang kini semakin cerah- khas orang hamil.
Setelah usia pernikahan yang ke tiga bulan akhirnya Mew dan Gulf mendapatkan anugerah tidak terkira ; kehamilan Gulf.
Keduanya tengah berada di pusat perbelanjaan tengah kota, dengan Mew yang bertugas mendorong troli sembari mengawasi gerak-gerik kucing manisnya yang sejak tadi terlihat sangat gesit.
Takut-takut jika saja menabrak sesuatu atau lebih parahnya terjatuh.
"Gulf—sayangku ingat kamu lagi hamil astaga, jangan lari-lari." Mew hampir saja membuang troli berisi belanjaan mereka kala sang istri tersandung kakinya sendiri.
Ceroboh.
Gulf hanya terkekeh, "Ingat kok ingat!"
Untuk ukuran seseorang yang sedang mengandung, istrinya itu terlalu hiperaktif bahkan ia masih sanggup berlari mengejar anjing milik tetangga meraka yang sering menggonggong kuat.
"Mew Mew, adik bayinya bilang dia mau makan gelato yang banyak."
"Tidak boleh."
"Nanti dia ileran."
"Kita beli pispot."
"Mana bisa begitu!" Gulf nyaris menjerit kala suaminya malah berniat membelikan alat penampung kotoran untuk anak mereka kelak.
Mew hanya menghela nafas, "Kamu jangan alasan terus. Nanti kalau sakit perut bagaimana?"
"Kan ada kamu."
Sebagai calon Ayah, Mew memang harus bersabar menghadapi calon Ibu dari anak-anaknya nanti.
.
.
.Kehamilan Gulf benar-benar membuat orang di sekitarnya bahagia, tidak jarang setiap harinya rumah mereka mendapatkan hadiah baru- untuk sang buah hati.
Tidak hanya orangtua, Mew juga melakukan hal yang sama. Seperti saat ini calon Ayah itu sudah menyuruh Gulf mencoba mesin pijat tubuh khusus untuk dirinya.
Mew dengar orang hamil itu mudah kelelahan, tapi semua itu berbanding terbalik dengan yang di alami istrinya.
Meskipun kandungannya sudah menginjak usia enam bulan, tapi kegesitan Gulf dalam melangkah juga berjalan tidak terlihat seperti orang hamil.
"Mew, kalau kamu boros nanti kita tidak bisa beli susu bayi loh." Tegur Gulf kala melihat berbagai alat yang tidak ia mengerti fungsinya berserakan di lantai satu rumah mereka.
Mew terkekeh lalu melabuhkan satu kecupan di dahi yang lebih muda, "Jangan gitu.. aku kan banyak uang."
Gulf mencibir dalam diam tapi memang benar.