29. SUMMER : Wisuda

5.9K 708 95
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Mew saat ini sedang berada di rumah utama keluarganya, sang Ayah meminta bertemu untuk membahas suatu hal penting tapi ia tidak menyangka ternyata hal penting itu ternyata menyangkut lamaran.

Kedua pria berbeda generasi itu saling menatap dalam diam dengan satu papan catur ditengah, kapan lagi bisa bersantai bersama seperti ini.

"Jadi kapan?"

Mew mengambil satu bidak catur Papanya, "Dua hari lagi Gulf wisuda tapi aku belum menemukan waktu yang tepat. Menurut Papa bagaimana?"

"Lebih cepat lebih baik, Papa hanya tidak ingin calon menantu keluarga Jongcheveevat di lirik orang lain. Terlebih Gulf itu sangat manis."

Mew sadar kehadiran Gulf begitu dicintai oleh kedua orangtuanya, lantas apa yang membuatnya sampai saat ini belum mampu mengikat kucing manisnya?

"Aku akan menunggunya wisuda terlebih dahulu," kemudian bidak caturnya membunuh raja milik sang Papa.

Papa Harry tersenyum.

.
.
.

Mew memperhatikan Gulf yang masih tertidur, tangannya terulur menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah si manis. Hatinya membuncah bahagia membayangkan bagaimana jika mereka sudah melakukan sumpah pernikahan.

Orang-orang bilang menghabiskan waktu lama dengan orang yang sama pasti akan membosankan nantinya, namun sampai detik ini ia seakan tidak menemukan titik jenuh tersebut.

Malah semakin sayang.

"Aku tahu kamu sudah bangun," Mew menyentil pelan kening yang lebih muda.

"Padahal aku mau dengar kamu bilang apa, tidak seru sekali" Cibir Gulf.

"Jangan dengar, nanti malah tidak berkesan."

"Kamu naik jabatan?" Tebak Gulf.

"Aku Direkturnya."

Gulf menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, sejenak ia lupa bahwa keluarga Mew itu sangat kaya. Dan Mew yang menyadari itu hanya bisa terkekeh.

"Gulf, kamu bosan tidak pacaran terus?"

Kening si manis berkerut bingung, "Bosan bagaimana?"

"Kamu pasti paham."

"Kalau kamu bilang bosan, aku tidak pernah berpikir begitu kok. Kenapa tanya?"

Mew terdiam, ia memainkan jemarinya kemudian menatap ke segala arah— gugup.

"Kalau kita tidak usah pacaran lagi, bagaimana?"

Setelahnya Mew hanya bisa merasakan wajahnya ditampar kuat kemudian kaki Gulf melangkah menuju pintu apartemen.

Meninggalkan Mew ditengah kebingungan.

SUMMER ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang