•••
Kabar tentang Gulf dan Mew yang akan membawakan panggung musik membuat heboh sekolah, pasalnya Mew menjadi yang paling keras menggaet pacarnya untuk menunjukkan bakat.
Tidak.. Mew tidak keberatan jika Gulf tetap ingin menjadi siswa berandalan, hanya saja untuk kali ini biarkan Gulf membungkam ucapan buruk itu melalui keahliannya yang lain.
Bahwa seseorang tidak harus menguasai seluruh mata pelajaran sekolah untuk mendapatkan pengakuan yang layak, pada dasarnya mereka memiliki sesuatu yang masih di pendam dan inilah saatnya.
Saat untuk memberi paham, bahwa Gulf memiliki mutiara di dalam jiwanya.
"Aku gugup."
"Kenapa? Kan kamu sering main piano di rumah."
"Bukan begitu, ini berbeda.. bagaimana jika aku salah menekan tuts-nya?"
"Makanya jangan gugup, kalau kamu gugup yang ada malah semakin kacau. Tenang adalah kunci dari keberhasilan," jemarinya mengambil tangan Gulf untuk di genggam.
Padahal mereka masih dalam tahap latihan, karena pertunjukannya baru dimulai seminggu lagi.
Hari ini mereka pulang lebih lama dari biasanya karena harus latihan dengan yang lain, juga Mew memiliki tugas tambahan tentang jalannya festival.
Melelahkan bukan?
"Hai Gulf."
"Lucas, aku pikir kamu sudah pulang."
Pemuda keturunan China itu tertawa, Gulf saat ini mengenakan kaos longgar berwarna putih juga celana selutut berwarna pastel.
Simple tapi sangat indah untuk di pandang.
"Kamu lupa ya kalau aku ini anggota OSIS?"
"Sebenarnya iya, soalnya aku hanya mengingat Mew Mew." Balas Gulf jenaka.
Dalam hati seseorang sedang bergembira sekarang.
That's my baby!
.
.
.Jemari lentiknya memainkan nada-nada sulit namun mengagumkan dengan lihai, wajahnya sangat serius tetapi tidak menurunkan kadar sempurna pada dirinya.
Di dampingi bias cahaya matahari, tangga-tangga melodinya mampu meraih sesuatu yang seharusnya ia tunjukkan sejak lama.
Pada mereka yang terlalu mudah menilai seseorang hanya dari satu sisi.
"Itu Gulf? Woah.. dia keren."
"Aku sudah mendengar ini sebelumnya, tapi melihatnya secara langsung benar-benar luar biasa."
"Ucapan tentang orang yang tidak bisa melakukan apa-apa itu adalah kebohongan, Gulf buktinya."
Mew tersenyum puas disamping seorang guru wanita yang hanya bisa terdiam, kagum.