•••
Mew sangat menyukai Gulf yang berambut panjang, tidak terlalu panjang tapi cukup untuk menutupi leher hingga sebagian wajah kucing manisnya. Seperti ada pesona baru ketika jemarinya menyisir helaian surai gelap itu ke belakang telinga- Cantik.
Tentu ketika pacarnya semakin menarik akan ada banyak orang yang tertarik, bisakah ia mengurung Gulf di sebuah menara untuk dirinya sendiri? Karena sungguh demi apapun.. Mew tidak ingin membagi pemandangan ini untuk siapapun.
"Mew Mew, rambut aku jangan di pegangin terus" keluh si manis kala jemari pacarnya tidak henti menarik pelan atau sekedar mengelusnya gemas.
"Rambutnya jangan di potong, ya?"
"Aku baru mau potong rambut nanti sore, memangnya kenapa?"
"Jangan, aku lebih suka kamu seperti ini."
Gulf melirik pantulan tubuh keduanya dari cermin, melihat bagaimana Mew begitu posesif terhadap rambutnya.. ia menjadi sedikit bangga.
"Kamu suka rambut panjang?"
"Kalau kamu yang punya rambut panjang, aku suka- suka sekali malah." Mew tidak bohong.. ia memang sangat menyukai Gulf yang terlihat sangat manis dan cantik bersamaan seperti ini.
Orang-orang pasti tidak akan mengira bahwa pacarnya yang menggemaskan ini ternyata sangat nakal dan keras kepala.
.
.
.Gulf menuruni tangga menuju ruang makan, ini masih pagi tetapi kenapa rumah sudah sepi? Netranya melirik kesana kemari mencoba mencari keberadaan Bunda dan Ayah.
Kosong.
Hanya ada Bow yang sedang memasak sesuatu di dapur. Kakak perempuannya itu mengenakan apron berwarna kuning cerah, miliknya.
"Kak, dimana Ayah dan Bunda?"
"Bunda ikut Ayah ke Rumah Sakit."
"Ayah kemana?"
Bow menghela nafas. Gulf sangat suka menguji kesabarannya, "Kakak masih pegang spatula panas loh."
Yang lebih muda hanya tertawa jahil, "Aku bercanda. Kenapa masak banyak sekali?"
"Ayah sama Bunda tadi belum sempat sarapan selagi kakak masak, jadi minta di antar ke Rumah Sakit saja. Kamu yang kasih, ya?" Bow menaruh sebagian masakannya untuk mereka santap dan ssbagian lainnya telah di masukan ke dalam wadah khusus.
"Memangnya kakak mau kemana?"
Bow tersenyum misterius namun tidak menjawab pertanyaan adiknya.
"Kamu jangan banyak tanya, nanti kalau kesepian mengungsi ke apartemen Mew saja."
.
.
."Jadi, Papa saya yang memindahkan kamu?"
Wanita di hadapan Mew mengangguk, wajahnya sangat cantik dan tergolong manis juga. Ia ingat bahwa sekretaris sebelumnya telah mengajukan cuti hamil dan tentu saja cepat atau lambat posisi itu harus segera di isi.