•••
Gulf merasa aneh dengan kakaknya yang belakangan ini sering bersikap dingin, tidak ada candaan diantara keduanya. Ada apa sebenarnya?
Hari ini peringatan kematian neneknya, dan mereka semua berkumpul di villa milik keluarga untuk tiga hari kedepan. Gulf sudah menyelesaikan magangnya dan hanya tinggal menunggu beberapa langkah lagi sebelum wisuda.
Gulf melangkah menghampiri kakaknya yang sedang menikmati angin malam, langkah kakinya tidak terdengar namun Bow sudah paham betul akan tingkah laku sang adik.
"Aku tahu kamu di sana."
Yang lebih muda menggaruk tengkuknya, "Kakak seharusnya berpura-pura tidak tahu."
"Ada apa?" Bow berbalik menatap datar Gulf yang kini terdiam.
"Kak, aku ada salah?"
"Tidak, kenapa bertanya?"
"Karena kakak terlalu diam belakangan ini terhadapku, aku pikir.. aku telah melakukan kesalahan."
Bow menatap Gulf tidak terbaca, mengingat kejadian dua minggu lalu ketika ia bertemu dengan Johnny lalu membahas ungkapan pria itu yang menyukai adiknya. Bow tidak bisa menutup mata dan telinga lalu betingkah seolah baik-baik saja.
Adiknya— tidak memiliki kesalahan apapun.
Namun dirinya sudah terlanjur kecewa dan sakit hati.
"Kamu tidak ada salah, tapi sebaiknya kita jangan bicara dulu." Kemudian kakinya melangkah meninggalkan Gulf yang kebingungan.
Dua saudara yang akhirnya berselisih paham karena cinta.
Pada akhirnya Bow yang masih belum terlalu dewasa memilih untuk bungkam lalu meninggalkan adiknya tanpa kata berarti, sekiranya ada yang patut di apresiasi dari tindakannya barusan maka ia akan menjawab— tidak ada.
Ikatannya merenggang.
.
.
.Gulf menumpukan lengannya diatas meja, hari ini ia mengunjungi apartemen pacarnya yang sekarang tengah sibuk mengurus beberapa berkas. Peristiwa di hari peringatan kematian neneknya benar-benar membekas.
Helaan nafas kasar keluar dari celah bibir gemuknya, Mew mematai itu semua dalam diam.
Menunggu Gulf untuk mengutarakan masalahnya tapi sepertinya semua itu sia-sia belaka, kucing manisnya semakin diam dan tidak mau makan banyak lagi.
"Ada apa?" Mew mengelus pelan kerutan di kening pacarnya.
"Kamu tau–"
"Tidak tahu."
Perempatan muncul di dahi yang lebih muda, "Mew Mew aku belum selesai bicara!"
Mew terkekeh kecil lalu beralih mengangkat tubuh Gulf agar duduk diatas meja sedangkan ia menduduki kursi yang barusan di duduki oleh si manis.