Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
Setelah penetapan tanggal pernikahan, Gulf pusing bukan main karena berat badannya justru naik hampir lima kilogram ditambah ketika berkaca ia dapat melihat dengan jelas perutnya sedikit menyembul.
Lucu memang tapi bagaimana mungkin ia dapat berjalan menuju altar sembari menahan nafas?
"Mix, dulu sebelum kamu nikah sama kak Earth pakai diet dulu tidak?" Gulf penasaran ternyata.
Yang di tanya hanya menggeleng karena mulutnya sedang sibuk mengunyah cheescake dari Mew, iya dari Mew.. karena Gulf sedang berusaha menekan sel laparnya.
"Kamu jangan makan terus nanti gendut!"
"Tidak apa, kak Earth suka kok."
Bow hanya terkekeh sembari membereskan beberapa baju Gulf yang nantinya akan dibawa menuju rumah baru pasangan itu, hal yang paling mengejutkan dari semuanya adalah Mew ternyata sudah menyiapkan rumah besar lengkap dengan kendaraan juga kebutuhan Gulf yang lainnya.
Memang ya, pernikahan orangkaya itu tidak main-main fantastisnya. Adiknya sekarang justru terlihat seperti cinderella si gadis beruntung walaupun pada kenyataannya Gulf adalah seoranh laki-laki.
"Gulf, kamu mau diet?" Tanya Bow.
"Mau mau!"
"Kalau begitu mulai sekarang kamu tidak boleh makan malam lagi, perbanyak sayur dan buah. Setiap akhir pekan kita akan olahraga sebelum tanggal pernikahan."
Gulf menelan ludahnya ngeri, bukannya bagaimana.. hanya saja semua hal yang disebutkan Bow justru berbanding terbalik dengan kebiasaannya sehari-hari.
Tapi tidak apalah, demi penampilan sempurna!
. . .
Mew heran, hari ini ia dan Gulf berencana untuk menghabiskan waktu diluar sebelum di sibukan dengan persiapan. Tapi sejak tadi calon istrinya hanya melihat ke arah lautan tanpa berniat memakan hidangan yang sudah ia pesan.
"Kenapa tidak makan?"
"Kamu sadar tidak?"
Keninganya semakin mengerut, Gulf tidak menjawab namun malah mengajukan pertanyaan. Apa yang harus ia sadari?
"Aku gendutan."
"Astaga sayang, aku kira kenapa."
"Loh memang gendutnya aku tidak penting buat kamu?"
Yang lebih tua menggeleng seraya mengunyah cumi-cuminya, hal itu memancing rasa lapar dalam diri Gulf. Makanan di hadapannya— terlihat sangat enak.
"Yang penting buat aku itu ya kamu, mau gendut mau kurus atau bentuknya segitiga.. aku tetap sayang kok." Mew bukannya tidak menyadari bahwa pandangan kucing manisnya sudah memaku penuh pada hidangan laut di hadapan mereka.