2 : Mama Cantik

4.7K 342 10
                                    

••••

Haii semuaa ini part kedua ada perbedaan juga🥰

Kenapa cerita ini aku repost?

Karena aku revisi lagi hehe menurut aku yang sebelumnya cukup berantakan dan mungkin yang ini juga masih berantakan, tapi enggak papa kita rubah pelan-pelan yaa🥰

Aku juga mulai tambahin beberapa scene yang sebelumnya gak ada dan ada perubahan nama juga ya❣️

Oke itu aja hehe happy reading semua💞

•••••

Ayla Narendra

Nama itu tertulis dengan rapih di sebuah nisan. Sebuket bunga menghiasi gundukan tanah itu.

Seperti biasa Angkasa datang untuk mengunjungi mendiang istrinya. Duduk diam selama berjam-jam hanya untuk memandangi makam istrinya.

Tak ada satu katapun yang dia ucapkan.

Dia malah mengingat beberapa potongan kenangan indahnya bersama Ayla.

Kenangan yang tidak akan bisa lagi terulang.

'Anak kita pasti akan sangat menggemaskan, aku tidak sabar menanti kehadirannya'

Tapi, ketika Aruna hadir dia malah pergi.

Pergi terlalu jauh hingga Angkasa tidak bisa menggapainya lagi.

"Selamat ulang tahun istriku sayang.. Beristirahat lah dengan tenang, jangan cemaskan anak kita, aku akan menjaganya dengan baik."

Angkasa tersenyum dengan penuh keterpaksaan. Dia mengusap lalu mencium nisan itu.

Tak ada yang bisa dia lakukan. Seseorang yang telah tiada tidak mungkin bisa kembali lagi.

Mau tidak mau, siap tidak siap Angkasa harus melaluinya.

Yah setidaknya dia masih memiliki Aruna nya.

Pengobat rindu juga pengganti dari pusat semestanya yang hilang.

Mata indah Aruna membulat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata indah Aruna membulat. Pupil matanya membesar. Anak itu terlihat begitu bersemangat ketika memasuki area pemakaman.

Bukan takut, dia malah terlihat senang karena Angkasa mengatakan bahwa mereka akan pergi mengunjungi Mamanya.

Satu tangan Aruna digenggam oleh Angkasa.

Mereka berjalan hingga berhenti di salah satu nisan. Tempat peristirahatan terakhir Mamanya.

Thank You, PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang