Aruna menatap lama Angkasa yang sudah tertidur dengan lelap. Anak itu tersenyum ketika menatap wakah sang ayah.
Diusianya yang mungkin masih sangat kecil Aruna memiliki pola fikir yang hampir sama seperti orang dewasa. Meskipun sering kali merengek dan mengatakan jika dia rindu sang ibu, tapi anak itu pun alan langsung mengerti ketika diberi pengertian.
Seperti ketika Angkasa menangis tadi. Dia langsung memberikan pelukan dan mengatakan hal yang pernah Angkasa katakan sebelumnya.
"Aruna?"
Suara Agatha terdengar sangat pelan ketika memanggil anak itu, tapi Aruna mendengarnya. Dia langsung menoleh dan kembali tersenyum pada Agatha.
Dengan cengiran lucu di wajahnya Aruna berlari kecil menghampiri Agatha.
"Kenapa belum tidur? Tante Ata lihat di kamar malah enggak ada," kata Agatha.
"Tadi aku mau minta dibacakan cerita sama Papa, tapi Papa sudah tidur," ujar Aruna.
Agatha langsung mengangguk faham. Kemudian dia mengajak Aruna untuk pergi ke kamarnya.
"Ayo tidur nanti Tante Ata yang bacakan cerita," kata Agatha.
Sekali lagi anak itu mengangguk patuh. Tangan kecilnya digenggam oleh Agatha yang membawanya ke kamar.
Aruna memang terbiasa tidur dengan dibacakan cerita. Oleh karena itu tadi dia pergi ke kamar Angkasa, tapi ternyata Papanya itu sudah tidur.
Mungkin karena merasa lelah.
"Kalau Papa sudah tidur Aruna bisa panggil Tante Ata," kata Agatha sambil menggendong Aruna dan mendudukkannya di atas kasur.
"Terima kasih Tante Ata," katanya dengan tulus.
Mendengar itu Agatha hanya tersenyum. Dia merasa begitu senang karena Aruna selalu mengucapkan terima kasih untuk hal sekecil apapun itu.
Kata maaf, tolong dan terima kasih adalah tiga kata yang sering kali anak itu ucapkan.
"Aruna mau cerita apa?" tanya Agatha.
Aruna terdiam sejenak. Anak itu terlihat seperti tengah memikirkan cerita apa yang ingin dia dengar.
"Em cerita apa aja," jawab Aruna yang merasa bingung untuk menjawab apa.
Mendengar itu Agatha mengangguk faham. Kemudian dia menarik selimut untuk menutupi tubuh Aruna lalu Agatha mengambil buku cerita yang ada di atas nakas dan membacakannya untuk Aruna.
Dan Aruna mendengarkan semuanya hingga dia merasa mengantuk lalu tertidur lelap.
••••
Akhir pekan merupakan hari kesukaan Aruna karena anak itu punya banyak waktu dengan Angkasa. Pagi ini saja Aruna yang sudah bangun bergegas pergi ke kamar Papanya.
Dia masuk ke dalam setelah mengetuk dan memanggil Papanya. Saat masuk ada Angkasa yang baru saja ingin keluar untuk menghampiri anaknya.
Dan ternyata malah Aruna yang lebih dulu menghampirinya.
"Papaaa!"
Aruna memanggilnya dengan riang. Anak itu berlari ke arahnya yang membuat Angkasa menunduk dan langsung menggendongnya.
Dia menciumi pipi Aruna dengan gemas yang membuat anaknya itu tertawa pelan.
"Aku suka hari libur karena Papa juga libur," kata Aruna sambil memeluk leher Papanya.
Mendengar itu Angkasa tertawa pelan. Kemudian dia membawa Aruna turun untuk sarapan bersama dengan yang lainnya.
Saat menuruni tangga Evelyn yang melihat keduanya langsung tersenyum. Dia selalu merasa gemas setiap kali melihat interaksi Ayah dan anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You, Papa
Teen Fiction"Kalau Mama sayang sama Aruna, kenapa Mama pergi?" Ini tentang Angkasa Narendra yang harus membesarkan anaknya seorang diri setelah kematian istrinya. Menolak untuk mencari pengganti istrinya Angkasa memilih untuk menjadi seorang Ayah dan Ibu untuk...