28 : Terlambat

2K 177 130
                                    

••••

••••

"Loh? Kakak di rumah?"

Itu adalah kalimat pertama yang Agatha tanyakan ketika ia pulang untuk mengambil kue ulang tahun yang rencananya akan ia dan Aruna bawa ke kantor sang kakak. Tapi, ketika pulang ia malah melihat kakaknya di rumah.

Agatha menatapnya dengan bingung. Ia juga menatap ibunya yang tersenyum sambil mengangguk singkat.

"Aruna ajak pulang aja, ketemu Papanya di rumah," kata Evelyn yang membuat Agatha tersenyum.

"Kakak udah enggak marah lagi???" tanya Agatha senang.

Angkasa menggelengkan kepalanya singkat yang membuat Agatha tersenyum dan langsung berlari ke pelukannya.

"Kakakkk."

Angkasa tertawa kecil sambil membalas pelukan itu. Ia pun mengucapkan maaf pada adiknya untuk keegoisannya.

"Kamu yang jemput Aruna, enggak masalah, kan? Kakak..."

"It's okay. Aku enggak masalah dan aku juga ngerti," kata Agatha sambil tersenyum.

Lantas ia segera melepaskan pelukannya dan mengatakan bahwa dia akan segera pergi untuk menjemput Aruna di sekolah.

Sedangkan itu di lain tempat, Aruna ternyata sudah pulang sejak lima belas menit yang lalu. Dia menunggu Agatha, tapi karena tidak sabar untuk bertemu sang ayah, Aruna berlari menghampiri gurunya.

"Ibu guru.."

Aruna menarik pelan lengan baju gurunya yang membuat gurunya itu menunduk dan tersenyum padanya.

"Kenapa, sayang??" tanya Fani pada anak didiknya itu.

"Ibu guru, mau tidak antarkan aku ke tempat Papa?" tanya Aruna dengan penuh harap.

"Ehh? Aruna enggak ada yang jemput?" tanya Fani.

"Ada, Tante Ata yang jemput aku, tapi aku mau ke tempat Papa sekarang. Nanti Tante Ata biar susul aku ke tempat Papa aja," kata Aruna sambil tersenyum lebar.

"Loh? Nanti Tante Ata nyariin enggak?" tanya Fani yang dijawab dengan gelengan singkat oleh anak itu.

"Nanti kalau sudah sampai tempat Papa aku minta tolong Papa telpon Tante Ata. Boleh tidak, ibu guru? Aku tidak sabar mau ketemu Papa, soalnya Papa sibuk terus," kata Aruna dengan raut wajah sedih.

"Papa ada di mana?" tanya Fani sambil menunduk dan menatap wajah Aruna.

"Di tempat kerjanya. Aku tau, nanti aku kasih tau jalannya. Boleh tidak?" tanya Aruna lagi.

"Aruna yakin Papa ada di tempat kerja? Nanti Papa lagi keluar, gimana?" kata Fani.

"Ada, Papa ada di sana. Tadinya aku sama Tante Ata mau ke tempat Papa pulang sekolah, tapi Tante Ata belum jemput, jadi aku ke sana duluan aja," kata Aruna menjelaskan.

Thank You, PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang