7 : Tanpa Papa

2.8K 233 30
                                    

••••

Yuhuuu aku datang lagi😍

Part ini jelas sangat berbeda dengan part sebelum di revisi ya❣️

Happy reading🥰

Mata Aruna berbinar ketika melihat ada apa saja di dalam kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Aruna berbinar ketika melihat ada apa saja di dalam kamarnya. Anak itu baru pulang sekolah dan dia juga masih memakai seragam sekolahnya.

Ada banyak mainan dan juga sebuah teropong yang ada di dekat kasur tidurnya.

Dengan penuh kebahagiaan Aruna berlari dan menyentuh teropong bintang itu. Matanya berbinar senang. Kemudian Aruna naik ke atas kasur dan melihat semua mainan yang Angkasa belikan untuknya.

Di samping itu ada Agatha dan juga Evelyn yang ikut merasa senang. Agatha langsung mendekat dan menghampiri keponakannya itu.

"Papa yang beliin, Aruna suka enggak?" Tanya Agatha sambil duduk di dekat Aruna.

"Sukaaa! Aku sukaaa." Kata Aruna dengan penuh semangat.

Masih dengan seragam juga tas dalam gendongannya Aruna melihat semua mainan yang dibelikan Angkasa sebelum pria itu pergi.

Agatha tidak bisa menahan senyumnya ketika melihat kebahagiaan keponakannya itu. Seandainya saja Kakak iparnya masih ada disini pasti Aruna akan semakin bahagia.

Kenapa anak itu harus kehilangan ibunya sejak hari kelahirannya?

Beruntung Aruna masih terlalu kecil untuk faham karena mungkin kalau dia sudah besar pasti dia akan sangat membenci ulang tahunnya sendiri.

Bukan perayaan ulang tahun, tapi peringatan kematian yang akan dia lakukan.

"Nanti malam aku mau lihat Mama pakai teropong bintang." Kata Aruna dengan mata berbinar senang.

Anak itu melompat turun dari atas kasur lalu berlari menghampiri Agatha.

"Tante Ataaaa aku mau telpon Papa." Kata Aruna.

"Telpon Papa? Tante Ata tanya dulu ya? Takutnya Papa masih kerja." Kata Agatha dengan penuh kelembutan.

Aruna mengangguk patuh. Kemudian dia menatap Neneknya yang berjalan mendekat ke arahnya.

"Ayo ganti baju dulu nanti baru telpon Papa." Kata Evelyn.

Sekali lagi Aruna patuh. Anak itu langsung mengikuti Evelyn. Dia melepaskan tasnya dan memberikan benda itu kepada Neneknya.

Thank You, PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang