14 : Kapan?

2.2K 207 42
                                    

••••

Piw piwww aku datang 🙆‍♀️

Happy readinggg

"Aruna sayang Papa enggak?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aruna sayang Papa enggak?"

Baru saja menyelesaikan makan malamnya. Kini Angkasa sudah berada di kamar anaknya untuk menemaninya hingga tertidur.

Sekarang Aruna masih duduk di pangkuannya, dia menatap manik mata sang Papa dengan raut wajah lugunya. Perlahan sudut bibir anak itu membentuk sebuah senyuman manis yang membuat matanya menyipit.

Dia mengangguk untuk jawaban atas apa yang tadi Papanya tanyakan.

"Sayang, aku sayang sekali sama Papa, sama Mama, sama Tante Ata terus sama Nenek juga." Jawab Aruna yang membuat Angkasa tersenyum mendengarnya.

"Papa juga sayang sama Aruna." Kata Angkasa sambil mencium kepala anak itu dengan sayang.

"Kalau Mama sayang aku enggak?" Tanya Aruna penasaran.

Angkasa tersenyum lalu mengusap kepala anak itu, "Mama sangat sayang dengan Aruna."

"Aku juga sayang sekali sama Mama kalau Mama ada disini aku lebih sayang Mama." Kata Aruna sambil menyengir lucu.

Sedangkan Angkasa hanya bisa terdiam ketika mendengarnya.

"Mama ninggalin aku sama Papa." Ucap anak itu lagi.

Angkasa terus memperhatikan setiap ekspresi di wajah cantik anaknya itu. Dan hebatnya Aruna masih bisa tersenyum, senyuman manis yang membuat Angkasa ikut merasa tenang.

Senyuman itu membuat Aruna semakin mirip saja dengan Mamanya. Bagaimana bisa ada orang yang mengira bahwa Aruna bukan anak dari istrinya?

Mereka pasti sudah gila. Mungkin Angkasa harus menunjukkan foto sang istri juga foto Aruna untuk memperlihatkan betapa miripnya kedua orang itu.

"Papa"

"Iya Aruna."

"Tuhan itu jahat atau enggak?" Tanyanya dengan penuh rasa ingin tau.

"Tuhan tidak pernah jahat sayang." Jawab Angkasa seraya mengusap pipi anaknya dengan penuh kelembutan.

Aruna mengangguk faham lalu mendekat dan memeluk Papanya cukup erat.

"Kata teman aku kalau Mama sudah pergi ninggalin aku nanti Papa juga pergi." Kata Aruna sambil menatap mata Angkasa dengan sendu.

Angkasa tersenyum tipis, "Papa kan ada disini sama Aruna."

"Terus kata teman aku kalau Mama sudah pergi nanti aku punya Mama tiri yang jahat." Katanya lagi.

"Jangan dengarkan temannya ya?" Kata Angkasa masih dengan senyumannya.

Thank You, PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang