27 : Penyesalan

2.3K 203 304
                                    

••••

Guysss ı'm soooooo sorryyyyy karena baru sempat update sekarangg☹️☹️☹️

Kemarin mood ku lagi berantakan banget dan mengnangis hampir sehariannn, jadi memutuskan untuk tidak update dulu😔

Happy reading yaaaa💗

••••

"Tante Ata, nanti kita ke tempat Papa habis pulang sekolah?"

Aruna dengan tas sekolah di punggungnya itu kembali bertanya pada Agatha yang berjanji akan mengajaknya ke kantor Papanya. Dia terlihat begitu bersemangat bahkan Aruna sudah menyiapkan kue ulang tahunnya kemarin yang ia pisahkan untuk diberikan pada papanya yang tidak datang.

Pagi ini pun sebelum pergi ke sekolah ia kembali bertanya untuk memastikan jika hari ini akan benar-benar bertemu dengan papanya yang sangat ia rindukan.

"Iya, sekolah dulu, ya? Kalau Aruna enggak sekolah nanti Tante Ata dimarah Papa," kata Agatha yang membuat anak itu mengangguk dengan semangat.

"Nanti Tante Ata waktu jemput aku, jangan lupa bawa kue untuk Papa, ya?" pinta Aruna dengan senyuman manisnya.

"SIAP!" Agatha pun menjawab dengan penuh semangat hingga Aruna menyengir lucu.

"Nanti kalau sudah di sana, Tante Ata pulang dan tinggalkan aku?" tanya Aruna lagi.

"Ehh?"

"Nanti aku pulangnya sama Papa," katanya dengan antusias.

Senyum di wajah Agatha pun langsung hilang. Dia bahkan belum mengatakan pada Kakaknya akan datang. Agatha justru berniat untuk tidak memberitahu agar kakaknya tidak pergi dengan sengaja untuk menghindari Aruna.

"Emm nanti tanya dulu Papanya sibuk atau enggak, ya. Kalau enggak sibuk, nanti Aruna boleh pulang sama Papa, tapi kalau sibuk Tante Ata tungguin," kata Agatha yang membuat Aruna langsung cemberut.

"Tante Ata.."

"Kenapa cantik?" tanya Agatha sambil mengusap kepala Aruna ketika menyadari perubahan di raut wajah anak itu.

"Papa, kapan tidak sibuknya? Kenapa sekarang Papa sibuk terus? Dulu Papa enggak sibuk terus. Aku kangen sekali sama Papa. Aku mau main sama Papa lagi seperti dulu, mau main sepeda, mau makan disuapi, mau diantar dan dijemput ke sekolah dan mau dibacakan cerita sebelum tidur," katanya sedih.

"Aruna, maaf. Maafin, Tante Ata. Maaf karena Tante Ata belum bisa buat Papa enggak sibuk lagi," kata Agatha dengan penuh rasa bersalah.

Aruna menunduk dan diam. Anak itu benar-benar merindukan ayahnya. Dia terus bertanya-tanya, kenapa sekarang ayahnya sangat sibuk hingga tidak sempat untuk pulang?

"Tante Ata masih sekolah, jadi belum bisa bantuin Papa. Nanti kalau Tante Ata sudah selesai sekolahnya dan bisa bantuin Papa pasti Papa enggak sibuk lagi." Agatha hanya bisa mengatakan hal itu pada Aruna.

Aruna pun mendongak dan menatap Agatha. Ia tersenyum lalu memeluk Agatha dengan sayang yang membuat gadis itu terkejut.

Dan dia lebih terkejut ketika Aruna mengatakan.

"Tante Ata, tidak papa jangan minta maaf. Sekolah kan susah, aku tidak akan nangis lagi kalau Papa sibuk. Aku bakal rajin sekolah juga supaya nanti bisa bantuin Papa, jadi Papa tidak sibuk terus," katanya yang membuat Agatha kehilangan kata-katanya.

Aruna benar-benar anak yang pengertian. Seandainya saja Angkasa melihat dan mendengarnya, apa masih terbesit dalam pikirannya untuk membenci anak setulus ini?

Thank You, PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang