5 : Bahagia Di balik Duka

3.2K 258 9
                                    

•••••

Part lima datang🤩

Ini bener-bener beda dari yang sebelumnyaaa😋

Happy reading semuanyaaaa❣️

•••••

Angkasa harus pergi keluar kota untuk empat hari. Masalah pekerjaan tentunya. Malas sekali kalau sudah ada pekerjaan keluar kota.

Dia tidak suka jika harus meninggalkan Aruna.

Ingin membawa Aruna turut serta Angkasa kasihan. Soalnya dia akan banyak pergi ke pabrik nantinya.

Akhirnya setelah cukup lama berpikir Angkasa memutuskan untuk pergi sendiri saja. Dia sudah bilang pada Evelyn dan Agatha juga untuk menjaga anaknya.

Sekarang Angkasa berada di kamar. Berusaha berbicara pada Aruna yang pasti akan cemberut dan kesal kalau mendengarnya.

"Jadi aku ditinggalin?" Tanya Aruna dengan wajah cemberut.

"Enggak ditinggal sayang. Papa kan kerja nanti Papa belikan Aruna hadiah yang banyak." Kata Angkasa seraya mengusap pipi anak itu dengan sayang.

Aruna mengerucutkan bibirnya sebal. Anak itu mendekat dan langsung memeluk Papanya dengan manja.

"Enggak papa ya? Cuman empat hari aja cantik." Kata Angkasa.

"Tapi, lama... Satu dua tiga empat, berarti segini." Kata Aruna sambil mengangkat ke empat jarinya.

Angkasa tersenyum tipis. Bingung juga menjelaskannya bagaimana.

Mengajak Aruna pergi pun tidak mungkin. Angkasa akan banyak kegiatan di luar nantinya. Kasihan Aruna kalau harus mengikutinya terus.

Mau minta seseorang untuk menggantikannya juga tidak bisa.

"Nanti Papa kasih hadiah kalau Aruna enggak nangis." Kata Angkasa.

"Apa? Kalau hadiahnya enggak bagus aku enggak mau." Kata Aruna dengan wajah kesalnya.

"Apa aja yang Aruna minta." Kata Angkasa.

Wajah cemberut Aruna perlahan hilang. Berganti dengan senyuman lucu yang membuat matanya nyaris tak terlihat.

"Aku mau... Emmm"

Angkasa menunggu anak itu menyelesaikan perkataannya.

"Aku mau teropong bintangg." Kata Aruna dengan penuh semangat.

"Teropong bintang? Untuk apa sayang?" Tanya Angkasa yang merasa bingung dengan permintaan anak perempuannya itu.

"Untuk lihat Mama kan kata Papa sekarang Mama sudah jadi bintang, jadi aku mau lihat Mama pakai teropong bintang." Kata Aruna sambil tersenyum senang.

"Aruna..."

Angkasa menatap mata lugu anaknya itu dengan sendu. Melihat orang yang telah tiada?

Mana mungkin bisa.

"Kalau Papa belikan aku teropong bintang aku janji enggak nangis." Kata Aruna dengan senyuman lebar.

"Aruna sangat ingin teropong bintang ya?" Tanya Angkasa yang langsung dijawab dengan anggukan oleh anaknya.

Dengan senyuman tipis yang menghiasi wajahnya Angkasa membawa anak itu ke dalam dekapannya.

"Enggak mau yang lain aja hm?" Tanya Angkasa yang langsung dijawab dengan celengan singkat oleh anaknya.

Thank You, PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang