8 : Ayla Narendra

2.8K 243 99
                                    

••••

Part delapan dan sangat berbeda dari part sebelumnya😚

Happy readinggg❣️

Hari pertama tanpa Angkasa ternyata sangat membosankan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari pertama tanpa Angkasa ternyata sangat membosankan. Pagi ini Aruna bersiap bersama dengan Agatha, tapi dia tidak suka.

Agatha tidak bisa mengikat rambutnya menjadi dua seperti yang biasa Papanya lakukan.

Sekarang Aruna membiarkan rambutnya di gerai dengan dua jepitan rambut yang menghiasi kepalanya. Memang tidak setiap hari Aruna mengikat rambutnya, tapi hari ini dia mau rambutnya diikat.

Tapi, Aruna tidak boleh ngambek soalnya kan Agatha memang tidak bisa melakukannya.

"Cantik banget sih Aruna." Kata Agatha sambil menciumi pipi anak itu dengan gemas.

Aruna tersenyum, "Terima kasih Tante Ata."

"Sekarang ayo kita sarapan terus berangkat ke sekolah." Kata Agatha.

Gadis itu menggendong Aruna dan membawanya keluar kamar. Mereka pergi ke ruang makan bersama-sama.

Di bawah sudah ada Evelyn yang baru saja selesai menata meja makan. Dia tersenyum melihat kedatangan Aruna dan juga Agatha.

Kini Aruna sudah duduk manis dengan Agatha disampingnya.

"Susu aku mana?" Tanya Aruna sambil menatap ke meja makan yang tidak terdapat segelas susu yang biasa dia minum.

"Ada sayang masih dibuat sama Bibi." Kata Evelyn dengan penuh kelembutan.

Aruna mengangguk sambil tersenyum, "Wah ada telur mata sapi, aku suka."

Evelyn ikut tersenyum mendengarnya. Dia langsung mengambilkan makan untuk cucunya itu dengan porsi yang tak terlalu banyak.

"Mau disuapin enggak sayang?" Tanya Evelyn yang langsung dijawab dengan gelengan singkat oleh cucunya.

Aruna hanya suka disuapi oleh Papanya kalau dengan yang lain dia tidak suka.

"Nah ini dia susu untuk Aruna." Kata Evelyn ketika Bibi datang dengan membawa segelas susu.

Senyum Aruna langsung terbentuk. Dia mengambil susu kesukaannya itu dan segera meminumnya.

Tak butuh waktu lama satu gelas susu itu habis dan Aruna menyengir lucu sambil meletakkan gelas yang sudah kosong itu di atas meja.

Thank You, PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang