10 : Papa Pulang

2.5K 230 15
                                    

••••

Part selanjutnya datangggg🤗

Jadi, aku baru sadar kalo cerita ini cuman sama di part awal aja hehehe

Ternyata aku ubah banyak banget termasuk alur cerita yang udah aku rombak🙄

Tapi, aku harap kalian suka yaaa🤗

Happy reading❣️

••••

"Papaaaa"

Aruna melompat kegirangan ketika melihat Angkasa yang baru saja pulang dari luar kota. Anak itu berlari dengan penuh semangat dan langsung melompat ke dalam pelukan Papanya.

Mata Angkasa terpejam beberapa saat ketika merasakan pelukan hangat itu. Ada sesak yang tiba-tiba menyerangnya.

Seulas senyum terbentuk di wajah Angkasa. Pria itu menguraikan pelukannya dan mencium singkat kening anaknya.

Dapat Angkasa lihat senyuman di wajah lucu dan menggemaskan itu. Dan anehnya Angkasa malah semakin merasa sesak.

Dia menatap lama Aruna dengan senyuman juga tatapan sendu.

"Papa perginya lamaa aku kangen." Kata Aruna dengan wajah cemberut.

Angkasa tersenyum saja, tapi tidak mengatakan apapun. Rupanya hal itu tidak luput dari pandangan Evelyn yang terlihat kebingungan melihat tingkah laku anaknya.

Tidak biasanya.

Padahal kalau Angkasa pulang terlambat saja dia langsung menciumi Aruna sambil meminta maaf, tapi sekarang anaknya itu hanya diam dengan wajah sedih.

Ada apa?

"Papaa"

"Aruna.. Sebentar ya? Papa ke kamar dulu mau ganti baju." Kata Angkasa yang membuat Evelyn semakin bingung.

Tapi, Aruna yang sama sekali tidak merasa aneh hanya mengangguk saja sebagai tanggapan.

"Jangan lama-lama ya Pa? Aku mau cerita banyak sekalii sama Papa." Kata Aruna dengan senyuman lucu yang menghiasi wajahnya.

Angkasa mengangguk lalu pergi dengan sedikit terburu-buru tanpa mengatakan apapun.

Kini Evelyn langsung menatap Agatha yang juga merasakan keanehan pada Angkasa.

Anak perempuannya itu terlihat bingung, tapi dia berusaha bersikap biasa dan langsung menghampiri Aruna.

"Ciee Papanya udah pulang pasti Aruna senang." Kata Agatha yang membuat anak itu menyengir lucu.

"Senang sekali Tante Ataa." Kata Aruna tanpa ada kebohongan di setiap kata yang diucapkannya.

Mata anak itu berbinar senang, tapi berbeda dengan Evelyn yang masih terlihat kebingungan. Merasa ada sesuatu yang tidak beres terjadi pada anak laki-lakinya.

Tanpa mengatakan apapun Evelyn bergegas pergi. Dia berniat menghampiri Angkasa.

Tidak mungkin kalau pria itu beralasan lelah karena pekerjaan karena biasanya Angkasa tidak pernah seperti itu. Bahkan ketika sudah bertemu dengan Aruna dia pasti akan langsung bersemangat.

Bukan begini, ini salah.

Dengan langkah yang sedikit terburu-buru Evelyn pergi ke kamar Angkasa dan mengetuk pelan pintu itu.

Thank You, PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang