DUA PULUH SATU

14.3K 2.3K 36
                                    

"Heh, Sombong!" Logan berjalan menyeimbangi langkah Ezel yang tak menanggapi walaupun sudah di sahut. Jika dilihat dari arahnya, Logan yakin seratus persen bahwa Ezel sedang menuju tempat pelatihan yang terletak di sebelah kanan mansion Cameron. Disaat seperti ini, Logan akan menyindir dalam hati.
Bocah ini mau sehebat apa lagi?

Logan saja yang merupakan seorang Putra Mahkota sudah angkat tangan dengan segala pembelajarannya.
"Eh, tumben kau tidak bersama Evy? Anak itu sedang di mana sekarang? Kalian bermusuhan seperti dulu lagi, ya?" Apapun yang Logan katakan, Ezel masih tak menyahut. Serta-merta membuat si Putra Mahkota berdecak kesal.
"Woy! Aku sedang bicara padamu!" Putra Mahkota apa yang bicara tidak sopan begitu?

Ezel yang sudah bosan diganggu setan pada akhirnya menatap Logan.
"Apa maumu sialan?!" ucapnya dengan nada tak santai. Padahal hari ini bukan jadwalnya Logan datang berkunjung tapi bisa-bisanya Putra Mahkota itu ada di sini dan mengusik Ezel yang memang sedang dalam suasana buruk. Logan pun sadar akan hal itu.

"Aku 'kan cuma bertanya. Kau ini sedang menstruasi, ya?" Tepat saat Logan mengatakan itu Ezel langsung menghunuskan ujung pedang yang dibawanya ke leher Logan membuat si target mengangkat tangan tanda menyerah.
"Bercanda! Jangan serius begitu, sialan!"

"Makanya pergi. Aku muak berurusan denganmu."

"Tapi aku tidak muak, tuh."

"Wah, Putra Mahkota kita ini punya berapa banyak nyawa, ya?" Ezel tersenyum setan. Sukses membuat Logan mundur beberapa langkah. Oke, dia masih mau memerintah kekaisaran ini di masa depan. Jadi lebih baik ia diam sekarang.

"Baiklah. Aku akan tutup mulut sekarang. Tapi aku serius, ada apa denganmu hari ini? Ekhm, aku bertanya begini bukan karena terlalu peduli pada keadaanmu, sih."

"Aku bilang per—"

"Evy hati-hati!"

Saat mendengar nama Evy disebut, pandangan kedua anak laki-laki itu langsung tertuju pada Evy yang sedang tersenyum ceria bersama Ethan. Ingat, bersama Ethan!

"Eh, itu ... sejak kapan Tuan Duke dekat dengan Evy? Sebelumnya tidak begitu 'kan?" Logan bergumam bingung lalu iris aquamarine miliknya mengerling ke arah Ezel yang sudah berapi-api karena cemburu. Drama macam apa ini? Sekarang Logan sudah tahu pasti alasan rivalnya itu dalam suasana buruk.

Tapi ... kenapa Logan ikut kesal, ya?

***

Karena aku sedang dalam misi mendekatkan Ezel dan Ethan, pagi ini aku mengajak Ethan untuk berkunjung ke tempat pelatihan. Dia harus melihat bagaimana hebatnya Ezel dalam memakai pedang. Jika dia memang ingin menjadi seorang ayah yang baik, aku yakin dia akan bangga melihat kemampuan anaknya yang hebat itu.

Huh, memikirkan bagaimana mereka akan akrab membuatku sangat senang. Aku sedikit mempercepat langkahku karena tidak sabar.

"Evy hati-hati!" Ethan yang berada di belakangku berbicara khawatir. Oh, karena dia sudah menunjukkan sikap perhatian seorang ayah, aku akan memberinya senyuman paling ceria yang kupunya.

Nah, makan keimutan ini!

"Jangan tersenyum aneh begitu. Itu jelek."

Ah, sialan! Kebiasaannya menghinaku tidak menghilang. Baiklah, aku akan memaafkannya kali ini.
"Ck, cudahlah. Ayo cepat kita beltemu Ejel."

"Iya, baiklah." Ethan menurut ketika aku menggenggam jari telunjuknya dan memimpin untuk berjalan.

Aku tersenyum ketika dia menjadi sangat penurut padaku. Saat aku mengangguk puas, netraku tak sengaja mendapati sosok Ezel yang berada di depan jalanku.
"Kak Ejel!!" Aku memanggilnya dengan riang dan berjalan mendekat.
"Kakak mau latihan 'kan? Oh, ada Kak Logan juga. Kenapa Anda di cini?"

"Untuk orang yang akan menjadi menantu di kediaman ini, pertanyaanmu padaku itu tidak sopan Evy."

Apa sih? Lebih baik kudiamkan saja dia tadi.

"Jangan mengatakan omong kosong, Yang Mulia. Putri saya tidak akan menikah dengan siapa pun."

Apa pula kau ini Ethan! Jangan membuatku menjadi perawan tua nantinya.

Aku menggeleng dan menghela napas lelah. Lalu pandanganku kembali pada Ezel yang kini sudah berjongkok untuk menyamai tinggiku.
"Evy, kenapa masih dekat-dekat Ayah?" Ezel tersenyum manis. Tapi aku tahu ada kekesalan pada nada bicaranya. Apa ini? Dia masih tidak suka aku dekat dengan Ethan? Ayahnya sendiri?

Aduh, rumit! Benar-benar rumit! Kenapa aku dikelilingi oleh orang-orang tidak waras?!

[]

Cameron's HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang