Ketika meninggal dunia, tubuh yang kaku akan kehilangan jiwanya. Beberapa percaya bahwa Dewa akan memasukkan jiwa tanpa cangkang itu ke dalam tubuh manusia lainnya. Kata singkatnya, sebut saja itu reinkarnasi. Hal itu berlaku pada mereka yang masih memiliki kendala di dunia.
Kendala di dunia .... Setelah kupikirkan, saat aku mati aku tidak punya sesuatu yang kusesali. Aku juga tidak mengutuk Ethan saat itu. Tidak ada alasan kenapa jiwaku ini harus terlahir kembali. Aku bukan wanita pendosa yang jiwanya tidak akan diterima di akhirat sana. Eh, mungkin aku memang banyak dosa (?) Ah, sudah lupakan! Sampai sekarang—meski sudah melewati empat tahun—aku masih bertanya alasan pasti aku masih ada di dunia ini.
Tidak ada alasan khusus dari pemikiranku ini. Aku hanya sebatas penasaran tentang bagaimana dan kenapa?
Itu saja. Tidak lebih dari itu, aku sudah bersyukur untuk hidup ini. Juga—"Hai."
"Uhm?" Aku menoleh namun tak mendapati presensi seseorang di sini. Aku yakin tadi ada yang memanggilku. Wah, tidak mungkin mansion besar ini ada hantunya 'kan? Atau mungkin? Ah, sialan. Aku jadi merinding.
"Kau sedang apa?"
"Cialan!" Kaget aku. Pantas saja aku jadi merinding, ternyata yang datang itu Ethan. Kenapa pula dia bersembunyi di belakangku?! Aku penasaran, dia 'kan seorang Duke, pasti tugasnya menumpuk sekarang. Harusnya dia bekerja daripada melakukan sesuatu yang tidak berfaedah begini. Entah kenapa pula, selama beberapa hari ini dia selalu mengikutiku.
"Barusan itu ... kau memaki, ya?"
Aduh .... Mulut kotor ini memang tidak bisa dihentikan. Aku hanya tersenyum lebar pada Ethan untuk menetralisir rasa maluku sekarang. Ah, hilang sudah citra baikku sebagai seorang anak perempuan yang imut.
"Kenapa kau tersenyum aneh begitu?" Ethan lagi-lagi mengerutkan kening. Senyum aneh katanya? Padahal Ezel memuja keimutanku ini, loh. Bahkan moto hidupnya adalah; Puja keimutan Evy demi keberkahan hidup ini. Untuk yang ini, aku tahu ini sesat. Jadi, tolong jangan ditiru!
"Maap, Anda ada kepeluan apa?" Pada akhirnya aku harus bertanya tujuan dia mendekatiku. Tapi yang kudapatkan hanya gelengan kepala.
Ethan membuka mulut. "Aku hanya sedang bosan," katanya dengan santai.
"Ya cudah. Halusnya Anda cali kecenagan caja cana." Aku bergumam dengan kesal. Aku tidak bisa mengatakannya dengan keras-keras apalagi kalau menghinanya. Setelah kupikirkan, bagaimana pun aku membutuhkan orang ini di masa depan. Lebih tepatnya aku butuh uang dia.
"Tadi kau bilang ap—"
"Evy!" Ezel yang berlari mendekatiku memotong ucapan Ethan yang sebenarnya sudah kutahu dia akan bilang apa. Bagus Ezel. Kau datang di saat yang tepat. Memang tidak salah dia jadi kakakku. Lalu Ezel berhenti berlari saat kakinya sudah menapak di sampingku. Sepertinya dia baru menyadari eksistensi Ethan. Jadi, dia membalikkan pandang pada ayahnya.
"Ayah? Kenapa di sini?""Aku pemilik tempat ini. Jadi aku bebas mau berkeliaran di manapun." Ethan berbicara dengan angkuh. Sekarang aku tahu darimana datangnya sifat sombong Ezel saat menghadapi Logan.
Tampaknya, Ezel tidak terlalu mengacuhkan perkataan Ethan. Sekarang dia berbalik padaku. Sedikit membungkuk, dan membisikkan sesuatu.
"Jauh-jauh dari Ayah. Sifatnya jelek."Sebelumnya mohon maaf. Bukanya mereka itu sebelas dua belas, ya? Mulai dari wajah sampai sifat. Aku berpikir mereka itu duplikat. Bedanya, Ezel itu lebih manis makanya aku suka! Sudahlah, lupakan. Pernah aku bilang, keluarga ini memang aneh.
Tiba-tiba aku merasa khawatir dengan masa depanku.
[]
Abis ini bakal up lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cameron's House
FantasíaKeluarga Cameron merupakan keluarga bangsawan terpandang. Reputasi baik mereka pun tak pernah padam. Beruntung atau sial, Evy bisa-bisanya berakhir di dalam rumah itu dengan takdir konyol. Dia juga menemukan suatu fakta. Tidak seperti pandangan kha...