TIGA BELAS

21.1K 3.2K 147
                                        

"Aku dapat surat cinta dari Istana."

"Kalau mau menikah lagi tidak apa."

"Tapi ini dari Kaisar."

"Tolong menikah secara diam-diam saja. Meski legal, menikah dengan sesama jenis  itu dipandang aib."

Dua orang yang ada di dalam ruangan itu langsung saling memandang dengan datar. Ethan yang duduk dengan tangan bertumpu pada meja kerja, menatap lagi putranya.
"Bukan itu yang aku maksud. Kaisar mengirim surat yang isinya mengatakan bahwa kau memukul anaknya dan dia kirim salam. Coba jelaskan padaku, apa yang terjadi?"

Ezel yang masih berdiri menjawab dengan tenang.
"Ayah tidak perlu tahu," katanya yang serta-merta membuat Ethan mengernyit tak suka.

"Aku kepala keluarga di sini. Aku berhak tahu hal-hal apa saja yang terjadi di kediamanku."

"Ck, bajingan itu yang memulainya."

Ethan menatap Ezel dengan seksama. Lihatlah! Padahal dia tidak pernah mengajari anaknya berucap kotor. Bisa-bisanya Ezel dengan santai mengatakan bajingan di depannya. Ditambah lagi, hari ini anaknya itu membuat masalah.

Ezel bahkan mencoba membela diri meski sudah jelas dia duluan yang memukul Logan. Bahkan Ezel tak luka sedikit pun. Untunglah Putra Mahkota yang kompetitif itu hanya mendapat lebam pada wajah dan kaki terkilir.

"Memang apa yang dilakukan Putra Mahkota padamu? Kau biasanya selalu tenang. Aneh sekali."

Mendengar pertanyaan ayahnya, Ezel hanya menundukkan kepala. Dia terlampau malu untuk mengatakan alasannya yang kekanakan. Semua ini gara-gara si sialan! Kalau saja dia tidak mendekat Evy .... Pikiran Ezel mendadak terganggu. Selebihnya, tidak perlu diketahui apa yang dia pikirkan. Sudah pasti dia sedang menyumpah serapah Logan sekarang.

"Sudahlah kalau tidak mau menjawab. Besok pergilah ke Istana untuk minta maaf." Ethan akhirnya mengakhiri percakapan. Sebenarnya dia sudah tahu alasan Ezel berkelahi. Karena para prajurit yang membawa Logan sudah menceritakan kronologinya. Ethan hanya ingin Ezel mengatakannya secara langsung. Dia hanya tidak percaya saja. Anaknya yang selalu bersikap tenang bisa menjadi implusif karena seseorang.

Aku pikir dia sudah tidak akrab dengan adiknya.

"Saya tidak mau minta maaf padanya."

Ethan yang merenung, mendongak. Menatap aneh Ezel yang memasang raut tak suka. Tidak bisa begini. Meski keluarga mereka keluarga yang dihormati secara terang-terangan, melukai anggota kekaisaran bukanlah sesuatu yang bisa dibenarkan. Untuk satu ini, Ethan harus mengancam.
"Sampai kau belum minta maaf, jangan bertemu dengan adikmu dulu."

Yah ... ancaman kosong Ethan ternyata sukses membuat Ezel langsung melotot. Ezel berdecak. Tidak cukup mengajarkan sesuatu yang bodoh, sekarang ayahnya ini melarang dia bertemu Evy?
"Ayah tidak bisa melakukan ini pada saya!"

"Makanya minta maaflah besok dan berhenti bersikap kekanakan," ucap Ethan dengan tenang selagi dia meneruskan pekerjaan.
"Kau boleh keluar sekarang."

"Pokonya saya tidak mau minta maaf dan tetap akan bertemu Evy!" Itu adalah kalimat terakhir Ezel sebelum akhirnya ia keluar dengan membanting keras pintu.

Ethan menghela nafas lelah. Apakah ini masa pubernya? Dia jadi aneh.
Ini serius! Semenjak bergaul dengan adiknya, Ezel jadi banyak berubah. Ethan tidak pernah tahu apa spesialnya anak itu?

Lalevyta Cameron.
Bahkan nama itu ia berikan secara asal. Dia juga jarang berinteraksi dengan anak perempuannya itu karena dia memang buruk sebagai seorang ayah. Dia tidak tahu bagaimana berinteraksi dengan anak-anaknya. Tapi terkadang dia penasaran. Bagaimana Ezel jadi bisa tersenyum cerah hanya dengan bersama adiknya?

Apa aku coba dekat dengannya saja, ya? Aku tidak akan bersikap obsesif seperti Ezel.

Dan di sinilah Ethan. Entah apa yang mendorong langkahnya sehingga menapakkan kaki di dalam kamar Evy. Mengamati bocah empat tahun itu yang sedang tertidur pulas.

Tangan pria itu terulur menyingkirkan rambut pirang Evy yang menghalangi wajahnya. Ia selalu suka dengan warna rambut ini. Mengingatkannya pada istrinya yang sudah tiada. Tanpa sadar, kesedihan itu sebenarnya sudah tergantikan atas kehadiran seseorang. Mungkin Ethan saja yang belum sadar seperti Ezel.

[]

Cameron's HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang