Saat ini Adin beserta teman-teman seangkatannya sedang disibukkan oleh tugas portofolio. Para laki-laki yang nyatanya selalu tidak mau pusing sendiri, mereka mengajak Adin dan Dira untuk kerja kelompok. Definisi teman merangkap beban yang sebenarnya.
"Kerkom aja, dah, gue gak bisa mikir kalo sendiri," ujar Mark.
"Sama. Udah mah otak gue cetek terus mikirin beginian tugas aja gue ngerjain seadanya," ujar Bima dengan jujur disertai kekehan.
"Nya nggeus mending kerkom, da aing juga gak bisa," ujar Harsa putus asa.
"Udah gue duga dari awal, sih, Sa," ledek Bima lalu pria itu kena pukulan dari Harsa.
"Ajak Dira sama Adin aja, terus kerkom di rumah Adin. Kapan lagi kita kesono? Udah lama gak, sih?" ujar Mark dan dibalas anggukan cepat oleh Harsa dan Bima.
"Bener, kangen rumah dia," ujar Bima.
Harsa menyenggol lengan Bima. "Kangen rumahnya atau Adinnya..."
Mark tertawa kencang saat mendengar ucapan Harsa, karena Mark mengetahui sesuatu soal Bima. Oknum yang ditertawakan itu langsung merangkul bahu Harsa lalu dicekiknya leher Harsa menggunakan tangan Bima yang berurat itu.
"AMPUN BIMA SAKTI AING TEH EUNGAP!!!" teriak Harsa memohon.
"Makanya jangan maen-maen sama si Bima," ledek Mark.
Bima hanya menaik-naikkan alisnya lalu mensyaratkan Harsa agar main-main lagi dengannya menggunakan jari telunjuknya.
"HALAH! Nggeus, ah, hayu samperin si Adin sama Dira. Bisi udah pada pulang," ajak Harsa lalu diiyakan oleh Mark dan Bima.
Ketiga pria itu keluar kelas mencari keberadaan Adin dan Dira. Mereka tahu kalau kedua gadis itu sebelum pulang sekolah mereka pasti mampir terlebih dahulu ke tempat favorit mereka, yaitu kantin.
"WEIIIII!!" sapa Harsa dari kejauhan sambil melambaikan tangannya ke arah Adin dan Dira.
Akhirnya Harsa diikuti oleh Bima dan Mark menghampiri Adin.
"Teriak-teriak mulu lo, dikira kita budek apa!" protes Dira.
Harsa menghela napas. "Huhhhh, Ya Allah baru aja aing teriak-teriak, salah wae!"
Bima menepuk-nepuk punggung Harsa sambil tertawa hingga bola matanya tak terlihat.
"Ada apa, nih, tumben belom pada cabut?" tanya Adin.
"Ini, Din, kita mau kerkom dirumah lo boleh gak? Kita pusing kalo bikin portofolio masing-masing. Kan kalo bareng-bareng jadi enak gitu kebantu," ujar Mark.
"Ngemeng aja lo pengen nyontek," julid Dira.
"Astaghfirullah! Jangan suudzon napa lo, Ra," protes Adin.
"Iya Ummi, maaf..." ujar Dira merasa bersalah.
"Tau suudzon wae jelema teh ih!" ujar Harsa dan langsung kena pelototan dari Dira.
"Boleh gak, Din?" tanya Bima.
Adin mengangguk. "Boleh boleh aja, yuk sekarang aja gimana?"
"GASSSSSS!!" jawab mereka serentak.
- - -
Beberapa jam kemudian, Adin beserta teman-temannya itu sudah berada di kediaman Adin. Mereka mengerjakan tugas tersebut di gazebo depan rumah Adin.
Yang Adin dan Dira pikirkan bahwa para teman lelaki nya ini ingin main berkedok kerkom, ternyata tidak. Mereka benar-benar mengerjakan tugas itu dengan khusyuk, meski terkadang Harsa membuat lelucon sehingga aktivitas mereka terhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
EUNOIA
Teen Fiction(n.) beautiful thinking ; a well mind. Seperti makna dari kata 'eunoia' yang bermakna niat baik. Pertemuan tak sengaja mengundang perasaan. Menumbuhkan niat baik dari dua pemuda paham agama yang atas dasar ingin membimbing wanita yang mereka temui...