"ICUNG."
Teriakan menggelegar tersebut berhasil membuat seluruh isi kantin menatap kearah Chenle yang tengah berlari kearah dimana Jisung berada, sedangkan respon dari pemuda bermarga Lee itu hanya menatap jengah teman sedari kecilnya itu.
"Beli apa?" Tanya Chenle yang berdiri sembari menumpukan kedua tangannya di atas meja kantin, Jisung sendiri hanya menatap Chenle lalu melirik semangkuk bakso yang berada dihadapannya. Memberitahu pada Chenle kalau ia sudah membeli bakso sebagai makan siangnya hari ini.
"Gue gak dipesenin?"
"Pesen sendirilah."
"Kok jahat."
"Iya gue emang jahat, makanya gak usah deket-deket gue." Ketus Jisung dengan wajah tanpa ekspresi miliknya. Chenle sendiri hanya menanggapinya dengan sebuah senyuman saja kemudian pemuda itu berlalu untuk memesan bakso juga.
Beberapa menit berlalu, Chenle sudah kembali dengan semangkok bakso miliknya, wajahnya yang tadi sumringah tergantikan dengan wajah datar miliknya.
"Ini tempat gue."
"Tempat lo? Sorry tapi gue duluan yang duduk disini."
Chenle mendengus, ia menatap kearah Jisung yang masih asik dengan makan siang miliknya. Mata sipitnya kembali menatap kearah perempuan yang memang cantik, tubuhnya tinggi semampai, wajahnya mungil dan imut, sepertinya gadis itu adalah teman sekelas Jisung.
"Icung, kenapa lo bolehin dia duduk di sana sih?"
"Ini tempat umum."
"Ya tapi kan-
-udah Le, tempat lain banyak. Gak harus disini."
"Tapi gue mau nya di sebelah lo."
Jisung menghela napasnya dengan kasar, melepaskan sendok juga garpu di tangannya dengan kasar, punggungnya ia sadarkan pada kursi yang ia duduki. "Masalah lo apa sih? Ganggu makan siang orang tau gak?"
Chenle yang mendengar itu tentu saja menatap Jisung tidak percaya, seumur hidup Chenle dalam menganggu pemuda yang ia sukai ini, baru kali ini Jisung melontarkan kata-kata seperti itu. Dengan perasaan kesal luar biasa, Chenle berlalu dengan langkah lebarnya, meninggalkan kantin dengan keadaan perut yang lapar.
Jisung sendiri hanya bisa memejamkan mata melihat tingkah merajuk yang sahabat sedari kecilnya itu lakukan sekarang. Menghiraukan hal tersebut, Jisung kembali melanjutkan makan siangnya.
"Makan aja tuh baksonya, sayang." Ujarnya pada salah satu teman sekelasnya. Yang mana hal tersebut disambut dengan senang hati.
Kembali lagi pada Chenle, pemuda bermarga Jung itu sudah kembali menuju kelasnya dengan kesal membuka kembali sandwich yang tadi pagi menjadi sarapan untuk Jisung tersebut.
"Laper, mana tinggal setengah lagi." Katanya dengan wajah memberut lucu. Jemarinya mengambil sandwich yang tinggal setengah tersebut dengan perasaan dongkol luar biasa. Memakannya dengan buas, layaknya sandwich tersebut adalah daging manusia yang bernama Lee Jisung tersebut.
"Bego ya gue, seharusnya baksonya gue minta bungkus aja, sayang banget uang gue." Chenle memelankan kunyahannya, ia menatap kosong kearah bunga plastik yang disusun cantik di atas meja guru tersebut. "Ish bodo ah, bukan rezeki gue." Setelahnya Chenle berlalu untuk membeli roti. Namun langkahnya terhenti ketika ia tepat berada di depan pintu kelasnya.
"Ambil nih."
"Buat gue?"
Si laki-laki mengangguk, memberikan dua buah roti tersebut kearah Chenle. Sedangkan Chenle sudah tersenyum lebar, "makasih ya adeenn."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Life ll JiChen
FanfictionSequel of Not Innocent ... Mimpi buruk! -bagi seorang Na Jaemin, sebab ia benar-benar akan menjadi besan seorang Jung Haechan! ... "Mama pokoknya Chenle mau nya sama Jisung." "tapi Jisung nya gak mau sama kamu Le, sadar diri dong!" "MAMAAAA!" ...