° Four °

10K 1.4K 213
                                    

"Mana?"

Chenle mendongak, ia menghembuskan napasnya dengan lelah ketika mengetahui siapa orang yang berdiri di depannya ini.

Kim Hyunki, pemuda yang memiliki image buruk di sekolah baru nya ini.  Hyunki ini sedari awal ia mengetahui bahwa Chenle murid pindahan dan kaya raya, Chenle sudah di jadikan target utama sebagai korban yang akan ia palak.

Chenle memberikan selembar uang duapuluh ribuan kepada pemuda itu.  Yang mana hal tersebut di respon dengan tidak baik oleh Hyunki sendiri.

"Apaan nih? Pelit amat, biasanya juga seratus rebu."

"Gue punya nya segitu, udah di kasih juga, bukannya makasih malah ngelunjak." Ketus Chenle, kalau biasanya ia biasa-biasa saja dan lebih memilih memberikan uang berwarna merah itu lalu berlalu pergi, tapi sekarang mood nya sedang tidak baik-baik saja, oleh sebab itu apapun uang yang keluar dari sakunya yang akan ia berikan pada Hyunki sendiri.

Hyunki tersenyum sinis, kakinya bergerak menunjukkan bahwa ia tidak terima di berikan jawaban seperti itu.

"Berani lo sama gue?"

Chenle memutar bola matanya malas, jangan sampai gigi depan si Kim ini hilang karena nya.

"Sama-sama makan nasi kan? Bedanya lo nampung lemak jahatnya, gue nerima lemak baiknya." Ujar Chenle tanpa ada rasa takut sedikit pun.

"Lo! Waah udah mulai berani nih orang." Hyunki tertawa, menatap Chenle dengan wajah kesal miliknya.  Ia sudah melenturkan sendi-sendinya, siap akan menghantam wajah kelewat santai milik Chenle.

Chenle sendiri hanya diam memperhatikan, wajahnya ia buat sedatar mungkin.  Memangnya siapa yang takut dengan pemuda gembul tak berotak ini? Hanya manusia bodoh yang takut dengan Hyunki, hal itu mungkin juga dikarenakan orang tua Hyunki termasuk salah satu orang berpengaruh di sekolah ini. Jadi lebih baik menurut daripada mendapatkan masalah nantinya.

"Kalo mau nonjok cepetan, kebanyakan gaya sih lo! Gue emang aslinya berani, cuma kemarin-marin gue kira lo emang butuh uang karena uang jajan kurang dari ortu lo, eh taunya lo tajir, males lah gue ngasih lo lagi, enakan gue ngasih orang gak mampu, bukan orang idiot macem lo." Chenle dengan segala kata-kata menusuknya, dipadukan dengan emosi yang meningkat akan menjadi kombinasi yang luar biasa.

Luar biasa menyakitkan bagi seseorang yang menghadapinya.

Hyunki terdiam, ia melirik kearah kerumunan yang menyaksikan mereka, merasa malu sebab hanya Chenle yang berani seperti ini padanya.  Dengan perasaan kesal yang membuncah, Hyunki melayangkan satu tangannya untuk mengincar pipi mulus milik Chenle. Namun sayang, Chenle lebih dulu mengelak dengan memundurkan langkahnya. Hal itu tentu saja membuat Hyunki terhuyung kedepan, tawa pelan dari murid-murid membuat wajah dari Hyunki merah karena malu juga tercampur emosi.

"Udah lah, males gue. Ninju aja gak bener." Setelahnya Chenle berlalu, meninggalkan kerumunan juga Hyunki yang malu setengah mati disana.

"URUSAN LO SAMA GUE BELUM SELESAI! AWAS AJA LO!"

Chenle menggelengkan kepalanya, mengangkat tangan untuk memberikan tanda 'ok' pada Hyunki sendiri.  Tanpa sadar bahwa ia melewati pemuda yang menatapnya dengan tatapan bangga.

Tujuan Chenle adalah taman di bagian selatan sekolah barunya ini, duduk di sebuah kursi besi yang di cat warna abu-abu, di sampingnya terdapat kolam dengan ikan koi yang di jaga dengan baik.  Ditemani dengan angin siang ini yang berhembus begitu menyejukkan, Chenle menatapi daun bunga sepatu yang bergerak indah.

Mengeluarkan handphonenya, masih ada waktu 10 menit lagi sebelum waktu istirahat usai, Chenle ingin menghabiskan waktu itu dengan bermain game di handphonenya saja.

Our Life ll JiChenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang