°Thrity Seven °

5.1K 582 33
                                    

Sudah pernah dijelaskan sebelumnya, sudah tidak heran juga kalau Chenle ini di sukai oleh teman-teman, baik suka dalam hal perteman ataupun suka dalam hal percintaan. Jadi wajar saja kalau pemuda penyandang marga Jung itu banyak sekali relasi pertemanannya, tidak heran juga kenapa Chenle memiliki sifat yang seperti itu, tentu saja hal tersebut diturunkan oleh sang mama.

Karena itu Jisung awalnya tidak mempermasalahkan hal tersebut, karena dulu Chenle selalu bersama dengan Jisung, karena dulu Jisung tahu hati pemuda itu memang selalu untuknya. Tapi semenjak mereka beranjak dewasa, setelah Chenle memasuki bangku perkuliahan Jisung mulai khawatir, khawatir tentang Chenle yang bisa kapan saja di rebut oleh orang lain nantinya. Apalagi kekasihnya itu makin dewasa makin terlihat aura ketampanannya.

Di tambah lagi dengan persoalan story Asahi, pemuda yang ia kenal baru-baru ini dengan seenak jidatnya mengupload foto Chenle dengan caption yang seperti itu pula, Jisung takut, jujur saja. Apalagi Chenle juga Asahi berada dalam satu kelas yang sama, pertemuan mereka lebih sering daripada pertemuan antara dia dan Chenle sendiri. Jisung saja yang kekasih dari Chenle sendiri jarang sekali mengupload foto seperti itu.

Maka dari itu hari ini Jisung berinisiatif untuk mengajak Chenle keluar untuk menemaninya membeli buku pelajaran. Chenle tentu saja mengiyakan, kalau urusan pelajaran Chenle selalu nomor satu yang paling semangat untuk menemani Jisung kemanapun Jisung membawanya.

"Kamu udah mulai bimbel?"

Jisung menggelengkan kepalanya, mata sipit miliknya masih fokus melihat kearah spion sebelah kanan untuk memundurkan mobil miliknya, memarkirkannya dengan benar.

"Mungkin bulan depan." Jawabnya setelah selesai memarkirkan mobil di lahan parkir gramedia yang akan mereka masuki ini.

"Gak kerasa ya, kamu udah mau lulus aja nih SMA."

Jisung menganggukkan kepalanya, kalau membahas persoalan tamat SMA rasanya sedikit menakutkan, tidak bisakah kita SMA selamanya saja? Menurut Jisung makin dewasa, makin banyak pula masalah serta jalan hidup yang menakutkan. Ya, tapi kembali lagi dengan kata-kata- namanya juga hidup, gak mau melangkah ya gak maju.

"Mau cari buku apa?" Tanya Chenle ketika mereka sudah memasuki gedung yang di penuhi berbagai macam buku tersebut.

"Latihan soal." Jawab Jisung singkat, ia menarik tangan Chenle hanya untuk ia genggam, seolah-olah kalau jemari keduanya tak bertaut Chenle akan hilang kapan saja dari jarak pandang matanya.

"Berarti di sebelah sana." Tunjuk Chenle pada bagian dimana rak-rak buku pelajaran berada. Jisung hanya mengikuti, setelah sampai Jisung rasanya pusing sendiri. Baru melihat cover nya saja Jisung sudah malas rasanya.

"Kok kamu bisa tahan sih baca buku segini tebelnya." Ujar Jisung, tangannya membalik-balik buku tersebut, melihat cover belakang serta depannya, alisnya mengernyit seperti heran kenapa ada buku setebal ini.

Chenle hanya terkekeh mendengar pertanyaan tersebut, kalau mau di kata Chenle juga malas membacanya, tapi selagi kita ada niat dan tekad demi masa depan ya kenapa tidak, lama-lama kalau dijalani pasti menyenangkan juga kok.

"Emang kamu engga?"

Jisung dengan ribut menggelengkan kepalanya, "gak lah! Tapi kalo belajarnya sama kamu mungkin beda cerita kali ya?" Jisung terkekeh, tangannya menggusak pucuk kepala Chenle. Sedangkan si empunya hanya mendengus, merapihkan rambutnya kembali.

"Kebiasan banget sih! Ini udah rapih loh rambutnya."

"Bagusan juga gini, gemes."

Hanya dengusan yang Chenle berikan setelahnya, ia lebih dulu melangkahkan kaki untuk melihat-lihat buku yang lainnya. Meninggalkan manusia yang tingkat gombalnya sudah meningkat entah sejak kapan di buatnya.

Our Life ll JiChenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang