° Eighteen °

8.2K 1K 84
                                    

Sepulangnya Chenle dari acara perginya dengan Ayden, pemuda itu kini berjalan dengan hati yang tidak tenang sama sekali, ia yakin bahwa Jisung juga Hao pasti sudah pulang lebih dulu, Chenle tahu apa yang ia lakukan sebelumnya tidak dibenarkan sama sekali. Alhasil di sinilah ia sekarang, berdiri seperti setrikaan di depan pintu kamar milik sang adik. Takut mau masuk, sebab Jisung di dalam sana sedang berusaha menidurkan si bungsu keluarga Jung itu.

Sebenarnya juga Chenle ingin masuk, ingin meminta maaf karena meninggalkan keduanya begitu saja dan pergi bersama dengan Ayden, Chenle tahu dirinya bukan kakak yang baik karena meninggalkan sang adik begitu saja, ya meskipun Hao ditinggalkan dengan Jisung, tapi masih saja, Chenle merasakan hatinya tidak nyaman sekali.

"Ngapain di sana? Sini kalo mau masuk."

Suara rendah milik Jisung berhasil membuat Chenle terperanjat, ia lalu meringis karena Jisung yang terlihat begitu dingin menatapnya. Bodoh, Chenle tidak sadar kalau pintu kamar sang adik tidak tertutup sepenuhnya, jadi wajar saja jika Jisung tahu bahwa Chenle sudah pulang dan sedari lama mondar-mandir seperti setrikaan.

"Ji.."

Tak ada jawaban yang Jisung berikan, pemuda itu hanya mengusapi rambut Hao dengan lembut, si bungsu keluarga Jung yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri.

"Ji, gue mau minta maaf." Chenle duduk dengan wajah memelas miliknya di samping Jisung, entah atas dasar apa si sulung Jung ini meminta maaf. Mungkin ia menyadari kesalahannya dengan lapang dada.

"Kenapa?"

Respon yang Jisung berikan terlampau dingin, nyali Chenle menciut seketika karena hawa dari yang lebih muda.

"Gue udah ninggalin lo sama Hao di mall gitu aja." Cicit Chenle, benar. Ternyata ia menyadari kesalahannya dan berani meminta maaf untuk itu.

"Gapapa, bersih-bersih gih udahnya tidur." Jisung berdiri dari duduknya, hendak meninggalkan Hao yang sudah terlelap dan juga Chenle yang masih menunjukkan wajah bersalah miliknya.

"Ji, ayo ngomong sebentar."

"Mandi dulu sana."

"Sebentar aja."

Jisung menghela napas miliknya, "gak ada ceritanya sebentar kalo udah ngobrol, bersih-bersih dulu sana, ada yang perlu gue omongin juga."

Chenle akhirnya mengangguk, mengalah dan segera menuju kamar miliknya, ingin bersih-bersih lalu berbicara berdua dengan Jisung. Lagi pula tubuhnya juga sudah lengket dan Chenle tidak nyaman akan hal itu.

Beberapa menit berlalu Chenle sudah kembali dengan pakaian rumahan, celana training bewarna hitam panjang miliknya serta kaos oblong berwarna putih yang sedikit kebesaran di tubuh mungil tersebut.

Langkah kaki jenjangnya membawa Chenle menuju dapur, di sana ia melihat Jisung tengah duduk di temani dengan semangkuk mie yang mungkin pemuda itu buat saat Chenle mandi tadi.

"Ji.."

Jisung mendongak mendapati panggilan tersebut, lalu setelahnya kembali makan tanpa terganggu.

"Mau? Gue masak banyak."

Chenle dengan ragu mengangguk, menerima sodoran mangkuk beserta sumpit yang Jisung berikan padanya.

"Malem banget pulang. Kemana aja?"

"Sorry."

"Sorry Mulu dari tadi, gak ada niatan ngasih tau habis darimana, terus sama siapa gitu?"

Chenle menunduk, enggan menatap mata sipit milik Jisung, sudah dikatakan kalau ia tidak mempunyai nyali untuk itu sekarang. Iya, setelah fakta yang ia ketahui dari Ayden saat mereka di pantai tadi.

Our Life ll JiChenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang