° Twenty Six °

7.3K 986 115
                                    

"Pokoknya saya gak mau tau, anak ini harus di keluarkan dari sekolah karena udah bikin anak saya masuk rumah sakit!" Ibu Keeho menatap tajam ke arah Jisung yang hanya diam di kursi miliknya.

"Saya juga mau bawa masalah ini ke ranah hukum, ini semua gak bisa di diamkan begitu saja, saya gak terima!" Katanya lagi, napas Ibu Keeho masih memburu.

Haechan yang melihat itu tentu saja menarik napasnya dalam-dalam, pusing dia! Benar kata Mark, kalo menghadapi ibu-ibu itu pusingnya diluar batas, untung saja dirinya ini bukan seorang ibu yang modelan begitu!

Haechan juga Jaemin tahu, bagaimana perasaan seorang ibu apabila anaknya diperlakukan seperti itu. Tidak terima tentu saja, mereka saja sebagai orang tua tidak akan pernah berani memukuli anak sampai babak belur begitu, dan sekarang mereka mendapati anaknya di pukuli oleh orang lain apalagi sampai masuk rumah sakit. Tapi kan, maksud Haechan juga Jaemin bisalah masalahnya di bicarakan dengan baik-baik, tidak perlu sampai di bawa ke ranah hukum begini.

"Gini aja Bu, saya tanggung biasya perawatan anak ibu sampai sembuh, tapi saya minta tolong jangan di bawa ke ranah hukum, kalo kita sendiri bisa nyelesain dengan cara baik-baik kenapa engga, ya kan?" Kata Jaemin, ia mencoba memberikan solusi untuk masalah ini.

Ternyata apa yang Jaemin katakan tidak di tangkap baik-baik oleh Ibu dari Keeho ini, "kamu pikir saya gak bisa biayain rumah sakit anak saya hah? Gak usah belagu kamu, palingan juga orang-orang biasa!"

Jaemin mengerutkan keningnya, melirik ke arah Haechan yang juga menatap sama ke arah ibu itu, sedangkan anak-anak mereka hanya menatap datar Ibu dari Keeho itu. Apalagi Chenle, hah.. sudah, dia sudah mendengar kata-kata ini di layangkan oleh ibu Hyunki untuk Baba nya.

Pertanyaannya hanya satu, kenapa sih semua orang selalu menilai dari penampilannya saja? Chenle rasa orang-orang kaya di mall tampilannya biasa saja, tapi belanjaan barang branded semua, dari sana sudah bisa di simpulkan bahwa yang penampilannya biasa-biasa saja belum tentu juga orang biasa.

"Bukannya belagu Bu, saya kan cuma ngasih solusi, iya saya tahu anak saya salah, saya udah mau tanggung jawab loh Bu." Kata Jaemin lagi, ia sedang berusaha sekali untuk meluluhkan hati ibu dari Keeho ini, ia lalu melihat ke arah suami dari Ibu Keeho ini.

"Gimana, Pak? Bisa gak saran saya di terima?" Tanya Jaemin kemudian.

Ayah dari Keeho itu melirik ke arah istrinya lalu beberapa detik setelahnya pria itu menggelengkan kepala, "keputusan saja tetap, saya akan bawa masalah ini ke ranah hukum, tapi kalian juga harus bayar biaya rumah sakit seperti apa yang kamu katakan tadi!"

Jaemin mengernyitkan alisnya, wah.. kok jadi ngelunjak ya di lihat-lihat orang tuanya Keeho ini? Sudah baik Jaemin mau membayari biaya rumah sakitnya, eh malah tetap mau di bawa ke ranah hukum juga!

"Gak bisa gitu dong, Bu, Pak!" Ini Haechan yang memprotesnya, "kalo gitu saya minta biaya ganti rugi wajah anak saya udah bonyok begini, mau gak?" Tanya Haechan, ia menatap tajam ke arah Ibu juga Ayah Keeho.

"Anak kamu gak kenapa-napa! Anak saya masuk rumah sakit!"

"Ya sama aja, wajah anak saya jadi jelek, ganti rugilah! Bonyok dikit gini perlu juga biaya buat ngobatinnya!" Dengus Haechan, ia kesal bukan main karena dua manusia di hadapannya ini ngelunjak bukan main.

"Gak! Titik. Mulai besok masalahnya akan saya urus, kalau perlu hari ini, pah!" Katanya pada sang suami.

Haechan lihat sepertinya ayah dari Keeho ini tipe-tipe suami takut istri, cih.. meskipun sama dengan Mark maupun Jeno, tapi keduanya kalau memang apa yang istrinya ini lakukan salah, ya tetap saja mereka tidak akan turuti.

Our Life ll JiChenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang