° Thrity Five °

5K 546 18
                                    

"KAK! KAKAK ADA PACARMU NIH!"

Chenle menarik napasnya dalam-dalam, lalu membuangnya dengan kasar. Sedikit emosi dengan tingkah sang mama yang kalau memanggil suka sekali teriak-teriak. Aneh, padahal sendirinya suka marah-marah kalau Chenle yang melakukan sebaliknya!

Chenle tak menggubris perkataan tersebut, lebih memilih sibuk dengan kegiatannya, yaitu mengupas buah pisang.

"Le?"

Chenle tak menjawab panggilan tersebut, yang mana membuat Jisung mau tak mau harus berjalan lebih dekat sekedar untuk memegang pundak milik Chenle.

"Ngapain lo kesini?"

Jisung menahan napasnya, Chenle mode galak adalah salah satu hal yang paling Jisung hindari. Yang sayangnya mode galak itu sendiri Jisung sendirilah yang menimbulkannya. Apalagi belakangan ini Jisung sibuk sekali dengan urusan futsalnya, sehingga membuat Jisung jarang mengabari kekasihnya ini. Jadi wajar saja Chenle sampai marah-marah begini, ya gimana gak marah orang ngechat pagi di balesnya malem! Seperti itu terus hingga hari ini Jisung datang menemui Chenle.

"Ya nemuin kamu, apalagi?" Jawab Jisung, sedangkan Chenle sendiri hanya menatap sinis pemuda bermarga Lee itu.

"Masih inget punya pacar? Futsal aja terosss!"

Jisung terkekeh, ia kemudian menyandarkan tubuhnya pada kulkas besar di sampingnya, memperhatikan kekasihnya yang tengah memotong beberapa buah segar.

"Maaf ya, Le. Belakangan ini aku sibuk banget, soalnya minggu nanti mau tanding."

Chenle tak langsung menjawab, ia diam sejenak sebelum akhirnya ia menghela napas panjang, "aku juga sibuk belakangan ini, sibuk kuliah, tugas, ini itu. Tapi aku masih nyempetin buat ngabarin kamu kan?" Chenle tunda kegiatannya, pemuda itu kini menatap manik mata Jisung dengan sorot mata lelah miliknya. Lelah dengan tingkah Jisung yang seperti ini, ya memang ini masalah sepele, hanya tentang kabar dan mengabari. Tapi bagi Chenle sebuah kabar adalah hal yang sangat penting.

"Cuman ngabarin aja loh, kok susah banget. Seenggaknya kamu bilang kamu dimana, itu aja sih. Gak perlu pakek pap segala, gak perlu pakek laporan setiap detik jam, gak perlu."

Jisung mengangguk paham, ia menyadari kalau dia memang salah disini, benar apa yang Chenle katakan kalau sebuah kabar adalah suatu hal yang penting.

"Maaf."

Chenle mengangguk saja, sebenernya dia tidak marah, hanya kesal saja yang tersisa. Tapi kalau Jisung hari ini tidak menemuinya mungkin beda cerita!

"Iya, udah di maafin."

Jisung tersenyum, lalu mengambil potongan apel untuk ia cicipi rasanya. Setelah itu ia tatap Chenle, wajah sumringahnya hilang tergantikan dengan raut memberut seketika.

"Belum di maafin, ya?"

"Udah!"

"Terus kenapa mukanya sepet gitu?"

Chenle mendengus, "lo ngeselin, pulang sono!"

"Jahat banget, udah jauh-jauh nih nyamperin."

"Oh jadi gak ikhlas? Jauh-jauh, jauhan tempat latihan futsal lo daripada rumah gue asal lo tau!x"

Jisung terkekeh, membenarkan apa yang kekasihnya ini katakan. Jisung mengulurkan tangannya hanya untuk mengacak surai hitam milik Chenle.

"Kangen gak?"

"Gak tuh!"

"Masa sih? Ayo keluar, hari ini libur latihan, soalnya minggu udah mau tanding."

Sebenarnya Chenle langsung ingin mengiyakan saja ajakan dari Jisung ini, tapi otaknya berpikir kalau dirinya harus sedikit jual mahal, ya kan? Soalnya habis marah, masa di sogok jalan-jalan aja langsung luluh sih.

Our Life ll JiChenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang