° Eight °

10.6K 1.4K 346
                                    

Chenle hari ini sedang terlihat frustasi, tidak habis pikir dengan kedua orang tuanya yang merayakan hari- oke mari sebut ini syukuran bagi Daegal. (?)

Mata sipit miliknya hanya melirik kesana kemari saat sang mama mendekor ala-ala ruang keluarga mereka bersama dengan Hao juga yang mengekor dengan setia. Apa ini? Batin Chenle ketika ia datang sudah tercipta dekor yang.. yaa tidak buruk juga, ada juga balon bertuliskan nama Daegal yang berceceran di lantai.

"Mah?"

Haechan menoleh, melihat sekilas kearah putra sulungnya, lalu tak lama kembali sibuk mendekor kembali.

"Ngapain sih?"

"Buat acara buat Daegal, apalagi?" Jawab Haechan apa adanya.

Chenle menghela napasnya, ia sudah memutar bola matanya jengah dengan segala tingkah sang mama, heran! Kok baba nya bisa tahan mengarungi bahtera rumah tangga dengan manusia seperti Mama nya ini, Chenle yakin. Pasti dulu Mama nya ini menggunakan pelet cinta yang mujarab sekali.

"Buat apa? Udah kayak ngadain ulang tahun anaknya aja."

"Loh? Ini cucu mama loh, Daegal kan anak kamu." Haechan menjawab, ia tersenyum setelah selesai memasang balon berwarna gold tersebut lumayan rapih.

Chenle tidak tahu saja kalau Oma nya bahkan mempunyai ternak buaya, bahkan Sandra bisa di katakan sebagai Tante nya Chenle juga.

"Anak, bapaknya aja gak ada!" Ujar Chenle, lalu segera berlalu menuju kamar miliknya, sedangkan Haechan hanya terkikik melihat wajah kesal milik sang anak.

"Adek, hari ini kita party!" Haechan mengangkat tubuh Hao, menciumi pipi bulat keturunan darinya itu. Ah! Haechan gemas sekali dengan anak keduanya ini. Tak lama Haechan mengambil handphone miliknya untuk menghubungi Mark juga Jisung.

Iya, Haechan sudah pasti akan mengajak Jisung untuk memeriahkan acara mereka nantinya, ya anggaplah Jisung adalah ayah sementara bagi Daegal. Haechan ini baik loh, membiarkan Jaemin juga Jeno mempunyai waktu luang untuk bersama, siapa tahu nanti karena ini Jisung jadi punya adik juga.

Oh, untuk anak dari dua sahabatnya lagi mungkin lain kali saja, karena rumah Renjun juga Yangyang jauh dari rumah miliknya ini.

Setelah menghubungi Mark juga Jisung, Haechan kembali berlalu ke atas, menuju kamar si sulung untuk menyuruhnya bersiap. Sebentar lagi acara akan segera di mulai, tinggal menunggu Mark juga Jisung saja.

"Kakak.."

Tok tok tok

Tak membutuhkan waktu lama, Chenle sudah membuka pintunya, menatap kearah sang Mama dengan tatapan bertanya.

"Siap-siap, kamu gak mau makan enak ya?"

Chenle tersenyum masam, ia lalu mengangguk sebagai jawabannya, menutup kembali pintu kamarnya dan segera bersiap, lebih baik menurut daripada nanti kena ocehan bak kereta api dari sang mama.

Sekitar 15 menit berlalu Chenle kini sudah siap, ia sudah hendak turun kebawah kalau saja ia tidak di kagetkan dengan kedatangan seseorang yang selama ini begitu ia rindukan, iya! Chenle rindu sekali dengan oknum yang berada di hadapannya sekarang ini.

"Ngapain lo disini?"

"Nagih hutang."

Chenle mengernyitkan alisnya, nagih hutang? Memangnya siapa yang punya hutang dengan Jisung?

"Gue gak ngerasa, mama gue gak mungkin ngutang sama Buna." Ketua Chenle dengan wajah masam miliknya, sedangkan Jisung sendiri hanya menanggapinya tak acuh saja.

Our Life ll JiChenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang