° Twelve °

9.4K 1.2K 102
                                    

Di lain tempat, lebih tepatnya di kediaman keluarga Lee, Jisung kini sedang sibuk bermain dengan game nya.  Suara ketukan dari balik pintu  kamarnya sama sekali tak ia hiraukan, atau mungkin Jisung memang tidak mendengarnya, bagaimana mau mendengar jika telinga saja di sumpal dengan headset miliknya itu.

"JWIII?"

Jisung tersentak, kepalanya menoleh kearah pintu ketika mendengar teriakan dari sang Buna.  Jisung dengan segera melepaskan headset yang menutupi telinganya, bangkit dari kursi gaming menuju daun pintu berwarna coklat tua tersebut.

"Kenapa, Na?" Jisung sedikit meringis ketika melihat wajah masam yang Jaemin berikan.

"Kenapa-kenapa.  Dari tadi Buna panggil gak nyaut, ngapain kamu?" Tanya Jaemin masih dengan wajah yang ia pasang sedatar mungkin.

"Main game, gak denger tadi pakek headset." Jelas Jisung.

"Game terus!"

Jisung hanya bisa meringis sembari matanya mengikuti kemana Jaemin berlalu, ternyata pria cantik tersebut sudah duduk dengan nyaman di atas kasur Jisung sendiri.

"Sini." Jaemin menepuk pelan sisi sebelah kanannya, mengisyaratkan Jisung untuk duduk di sampingnya, pertanda bahwa ada sesuatu hal penting yang akan Buna nya ini sampaikan.

"Gimana sekolahnya? Kamu di liat-liat main game mulu, Buna gak mau loh punya anak yang gila sama game."

"Ya gitu aja, lancar sih.  Aku baru aja main, baru dari 30 menit yang lalu, Na."

Jaemin mengangguk, lalu menepuk pelan paha satu-satunya anak mereka. "Chenle udah lama gak kesini ya, cung?"

Jisung hanya mengangguk sebagai jawabannya, matanya menatap kesegala arah, entah kenapa pembahasan ini rasanya sensitif sekali bagi dirinya.

"Kamu lagi ada masalah sama Chenle?"

Jisung melirik Jaemin sekilas, harus menjawab apa dirinya ini?

"Jwi?"

Jisung menghela napasnya pelan, kalau Jaemin sudah memanggilnya dengan sebutan seperti itu, artinya Buna nya itu sedang ingin serius.

"Engga ada kok, Na."

Jaemin cukup lama terdiam, meneliti raut wajah yang sang anak tunjukkan, sepertinya Jisung tengah berbohong padanya.

"Beneran?" Tanyanya sekali lagi, memastikan apakah jawaban yang Jisung berikan sudah benar apa adanya.

Jisung menelan ludahnya gugup, pemuda itu mengangguk dengan ragu.  Dan Jaemin sendiri hanya mengangguk kembali sebagai responnya, sekarang ia tahu bahwa hubungan antara sang anak juga anak dari Haechan itu sedang tidak baik-baik saja.

"Oh iyaa, Buna kesini mau bilang sesuatu."

"Apa?"

"Besok Buna mau pergi ke Kanada."

Jisung tentu saja terkejut saat mendengarnya, "Kanada? Ngapain, Na?"

"Jalan-jalan dong." Jaemin tersenyum sombong sembari menatap anaknya tersebut.

"Terus.. aku?!" Tanya Jisung tidak terima, jadi dirinya di tinggal begitu?

"Ya di tinggal lah, kan udah besar, kalo mau ikut juga kamu sekolah." Jelas Jaemin pada anak semata wayangnya itu.

"Ta-tapi, Na," Jisung terlihat menghela napasnya, "yaudah deh gapapa, berapa lama?"

"Seminggu, itu pun paling sebentar."

Jisung lagi-lagi dibuat terkejut, paling sebentar katanya? Wah benar-benar Buna dengan ayahnya ini.  Ini liburan atau percobaan pindah rumah baru sih?

Our Life ll JiChenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang