° Seventeen °

9.3K 1.1K 87
                                    

Pagi ini cuaca di luar sana sama sekali tidak bersahabat, Jisung yang baru saja terbangun dari tidurnya menyipitkan matanya kala mendengar suara guntur yang lumayan besar terdengar, Jisung melirik jam yang masih bertengger di pergelangan tangan kirinya.

Pukul 7 pagi ternyata, kemudian Jisung menunduk, melihat kearah Chenle yang masih terlelap dengan handuk yang masih menempel pada kening pemuda itu. Semalaman Jisung ikut tertidur dan sama sekali tidak mengganti kompresan Chenle, tidak becus memang, tapi syukur Chenle tenang-tenang saja semalam. Tidak ada gelisah dalam tidurnya, dan satu hal yang membuat Jisung bersyukur adalah, demam Chenle yang sudah membaik, panasnya sudah turun, suhu tubuhnya hanya terasa hangat sekarang.

"Syukur deh kalo udah mendingan, gue kasian banget ngeliat lo sakit begini." Ujarnya dengan pelan, tak lama sebuah senyuman muncul di bibir kecil milik Jisung sendiri.

"Tidurnya gemes banget, gue inget banget kalo lo suka sakit pasti ngerengek minta gue peluk, tapi gue gak mau, eh ujung-ujungnya mama sama Buna turun tangan biar gue mau peluk lo." Jisung tersenyum, ia mengingat waktu-waktu ketika Chenle sakit, dan ajaibnya demam Chenle akan sembuh ketika Jisung memeluk Chenle selama pemuda itu tertidur.

Beberapa detik setelahnya Jisung memeluk tubuh Chenle kembali, untuk apa? Ya untuk melanjutkan tidurnya kembali. Mumpung sekolah mereka sedang libur 2 hari ke depan karena ada sedikit perbaikan yang mengharuskan sekolah meliburkan seluruh warganya.

Sedangkan Chenle sendiri pemuda itu juga menyamankan dirinya di dalam pelukan Jisung yang terasa begitu nyaman.

Siangnya Chenle benar-benar sembuh dari demamnya, pemuda itu sudah menonton TV di ruang tengah sambil memakan jagung rebus kesukaannya. Cocok sekali dengan cuaca yang dingin, gerimis masih tersisa. Tak lama Chenle menoleh, melihat kearah Jisung yang baru saja datang dan duduk di sebelahnya. Pemuda itu membawa satu cup es krim milik Chenle sendiri.

"Siapa bilang lo boleh ambil es krim gue?"

Jisung menggelengkan kepalanya, terlihat tak acuh dan masih melahap es krim dengan sendok berukuran sedang, Chenle mendengus, lalu kembali melanjutkan acara menontonnya.

"Hao di titipin tempat Omi lo?"

Pertanyaan tersebut hanya Chenle tanggapi dengan sebuah anggukan saja, begitupula dengan Jisung.

"Nanti jemput yuk."

"Ngapain?"

"Gak kangen lo sama adek lo sendiri?"

"Kangen lah."

"Nah, yaudah ayok kita jemput itu bocah."

Chenle mengerutkan keningnya, masih heran kenapa Jisung ingin mengajak si bungsu keluarga Jung tersebut, seharusnya biarkan saja adiknya itu di asuh oleh Omi juga Opi.

"Nanti repot, dia suka bawel loh."

"Iyalah, dia bawel pas lo gangguin aja kalii." Jisung tertawa, mengingat bagaimana jahilnya kakak dari Hao ini. Dan jujur saja, disini Jisung yang sedang rindu dengan balita berumur 3 tahun itu.

"Eh ngomong-ngomong, orang tua kita kayaknya sengaja deh liburan biar kita bisa berduaan kayak gini."

"Gak usah ngarang."

"Gak ngarang, gue lagi bicarain fakta. Sekarang, menurut lo mereka tau atau sadar gak sama hubungan kita yang renggang beberapa bulan belakang?" Pertanyaan yang Jisung lontarkan hanya mendapatkan respon sebuah lirikan tajam saja dari Chenle.

Dirinya juga sebenarnya sadar sih akan hal itu, soalnya semua orang pun tahu bagaimana sikap Chenle dengan Jisung maupun sebaliknya, jadi bisa jadi apa yang Jisung duga adalah sebuah kebenaran.

Our Life ll JiChenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang