Chenle menatap lurus ke arah Jisung yang sedari awal mereka mendudukan di kamar pemuda itu sampai saat ini belum juga membuka suara miliknya. Entah atas dasar apa pemuda Lee itu mendadak membisu begini. Oh ya, ngomong-ngomong keduanya di skors, bedanya Chenle hanya 3 hari sedangkan Jisung satu minggu penuh. Chenle awalnya ingin protes, kenapa hanya Jisung yang di skors selama satu minggu? Dia kan juga ingin, libur lama soalnya, lumayan kan.
Terdengar helaan napas pelan dari Chenle, hal itu berhasil membuat Jisung memberikan atensi pada Chenle sendiri.
"Lo kenapa sih?" Tanyanya dengan kesal, sudah hendak satu jam di abaikan begitu saja, padahal Chenle sudah terlatih selama bertahun-tahun untuk hal itu, dan Chenle kali ini tidak baik-baik saja dengan hal itu.
"Gak, gue kenapa?" Tanya Jisung dengan wajah biasa-biasa saja.
Chenle mendengus di buatnya, "lo membisu sejak kita duduk di sini, kenapa coba? Kek banyak banget beban di kepala lo itu! Gue salah, ya?"
Jisung menggelengkan kepala nya, ia tidak sedang menyalahkan siapapun, di kepala miliknya hanya memikirkan tentang bagaimana kalau ia tadi terlambat datang sehingga mungkin saat ini Chenle tidak berada di hadapannya, melainkan di ranjang rumah sakit menggantikan posisi kakak kelasnya itu.
Jisung lalu menoleh, menatap dalam-dalam wajah Chenle yang juga menatap nya dengan pandangan lelah. Hampir frutasi karena Jisung kembali diam seribu bahasa.
"Jii.. please, jangan diem aja begini dong, dari kita keluar BK muka lo jadi datar kek tembok! Gue ada salah, ya? Atau lo nyesel nolongin gue jadi nya lo dapet skors satu minggu?" Tanya Chenle beruntun, "ya udah kalo lo gak suka nanti gue bilang ke Bu Jennie deh, kita tukeran aja skorsnya, lo tiga hari gue satu minggu!" Lanjutnya kemudian.
Jisung tersenyum miring, "itu mah mau nya lo," katanya kemudian, pemuda itu lalu mengulurkan tangannya untuk meminta Chenle mendekat. Memerintahkan pada pemuda Jung itu untuk masuk ke dalam pelukannya. Chenle yang di perintahkan begitu jelas senang-senang saja. Ia dengan cepat masuk ke dalam pelukan Jisung dan memeluk pemuda Lee itu dengan erat.
"Lain kali jangan ambil tindakan sendiri. Gimana kalo tadi gue telat dateng terus lo udah sekarat?"
Chenle memberut, tidak terima atas perkataan Jisung padanya, "gue gak ada ambil tindakan sendiri, gue di cegat. Bayangin 4 banding 1, iya gue tau gue bisa ngelawan mereka, tapi gue gak sempet kabur pas mereka megangin gue dan bawa gue ke gudang lama itu!" Jelas Chenle pada yang lebih muda.
Jisung mengangguk, dia tahu. "Kenapa dia bisa ngincer lo?"
"Udah di bilang gue mergokin dia ngebully anak lain."
"Lain kali jangan ikut campur urusan orang, liat akhirnya. Lo sendiri yang dapet masalah."
Chenle lagi-lagi mendengus di buatnya, dia tidak akan setuju dengan kalimat yang Jisung berikan untuknya. "bukannga ikut campur! Tapi kan kasian. Gimana kalo gue gak ikut campur terus besok pagi nya kedenger salah satu murid sekolah kita meninggal? Kan gak lucu, selagi gue bisa bantu saat itu, ya gue bantu! Lagian juga video nya gak gue sebar, kan? Dasaran aja itu si.. siapa namanya? Gak tau deh, gak mau tau juga.. di bikin ribet!" Katanya dengan begitu ekpresif. Yang mana membuat Jisung gemas sendiri di buatnya. Pemuda tinggi itu lantas meniup rambut Chenle yang menutupi mata pemuda yang lebih tua.
"Iyaa.. iya, pokok nya setelah ini gak ada lagi Chenle yang buat masalah, oke? Liat muka lo jadi jelek ada lebam-lebam nya." Jisung terkekeh, mengeratkan pelukannya pada Chenle yang wajahnya terlihat tidak terima.
"Lo lebih jelek kalo gitu, sakit tauu! Kok malah di ejek."
"Salah siapa?"
Chenle memberut, ia sudah tidak mood untuk berbicara dengan sosok jangkung ini lagi! Jisung itu menyebalkan, bahkan sejak dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Life ll JiChen
FanfictionSequel of Not Innocent ... Mimpi buruk! -bagi seorang Na Jaemin, sebab ia benar-benar akan menjadi besan seorang Jung Haechan! ... "Mama pokoknya Chenle mau nya sama Jisung." "tapi Jisung nya gak mau sama kamu Le, sadar diri dong!" "MAMAAAA!" ...