° Sixteen °

10K 1.1K 214
                                    

"Ayo bangun."

Chenle yang memang tidur membelakangi pintu kini menoleh, menatap kearah Jisung yang baru saja masuk tanpa membawa apapun di tangannya.

"Gue mau makan di sini aja."

"Kenapa? Masa makan di kasur? Kotor lah."

"Mager." Jawab Chenle, ia memberutkan wajahnya, menatap malas kearah Jisung yang masih diam di tempatnya.

"Mager, apaan dah, ayoo.. jalan sendiri apa gue gendong?"

Chenle mendengus, untuk kali ini biarkan dia memanfaatkan apa yang ada, yup benar sekali.. memanfaatkan Jisung untuk menjadi babu nya. Dirinya sedang sakit loh, kapan lagi membabukan Jisung, kalau dulu kan dirinya terus yang menjadi babu dari pemuda Lee itu.

Oh, tolong ingatkan Chenle kalau hal itu dirinya sendiri yang menginginkannya, memang bodoh sekali Jung Chenle ini.

"Yaudah gendong."

Mata sipit milik Jisung membelak, kaget tentu saja dengan jawaban yang Chenle berikan. Jadi pemuda Jung di hadapannya ini sudah tidak marah lagi padanya ya? Atau bagaimana?

"Gak marah lagi lo sama gue?"

"Siapa bilang? Buru ah, gue mau makan laper."

"Serius mau Gendong?" Tanya Jisung sekali lagi, ia masih belum percaya bahwa Chenle kembali bersikap manja begini.

"SERIUS BANGSAT! Buru oii gue laperr."

Jisung menelan ludah gugup, Chenle mengerikan juga ya ternyata kalau begini keadaannya. Lantas dengan ragu Jisung melangkah mendekat, mengangkat tubuh Chenle untuk ia gendong ala bridal style.

"Apaan banget gendong depan, belakang aja!" Protes Chenle, ia menatap mata kecil milik Jisung dengan tatapan nyolot miliknya. Sedangkan Jisung sendiri masih diam, ia tengah merasakan suhu tubuh Chenle yang terasa hangat menyentuh permukaan kulitnya.

Dan sekarang Jisung tahu kenapa pemuda yang ia cintai ini mendadak menjadi manja begini, Chenle sedang mengalami demam.

"Jangan banyak protes, udah minum obat belum?" Tanya Jisung sembari melangkahkan kakinya menuju dapur, dengan Chenle yang masih dalam posisi yang sama.

"Udah, jam 6 tadi sama Oma." Jawab Chenle apa adanya, entah kenapa dirinya jadi ingin menyandarkan kepalanya pada dada bidang pemuda yang tengah menggendongnya menuju dapur ini.

Jisung menunduk, melihat Chenle yang sudah memejamkan mata sembari menyandarkan kepalanya pada dada miliknya.  Jisung mendadak merasa bersalah sebab terlalu lama pergi bersama Wonyoung, ini semua dikarenakan teman-temannya yang datang tidak tepat waktu, janji jam berapa datangnya jam berapa, padahal Jisung mengajak Wonyoung di sebabkan perempuan yang menjadi kekasihnya itu mengerti materi yang menjadi topik pembahasan kelompok mereka.

"Sini gue suapin." Ujar Jisung saat sudah menundukkan Chenle di salah satu kursi. Chenle sontak menggeleng, dia demam, bukan patah tangan!

"Gue bisa sendiri."

"Tangan apa mulut?"

"Apaan sih? Sinting ya lo?

Jisung berdecak, menyodorkan Lele bakar pada Chenle yang katanya ingin makan sendiri, Jisung biarkan saja, dirinya memang bukan pemaksa yang handal, berbanding terbalik dengan Chenle yang biasanya memang suka memaksa dirinya untuk memakan bekal di pagi hari.

"Kenapa lo gak ngabarin gue?"

"Emang lo bakal perduli?"

Jisung terdiam, apa maksud dari pertanyaan yang Chenle layangkan ini? Memangnya Jisung setidak perduli itu dengan Chenle?

Our Life ll JiChenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang