° Twenty one °

7.4K 979 127
                                    

Keesokan harinya suatu hal tidak terduga terjadi, hal itu adalah Chenle di panggil keruang BK karena sesuatu hal yang tidak ia ketahui apa penyebabnya. Tiba-tiba di panggil, ruang BK bagi sebagian siswa adalah ruangan yang horor sekali. Kalau kalian masuk, alamat keluar tidak baik-baik saja.

Chenle yang baru saja melangkahkan kakinya memasuki ruangan ekseskusi ini menatap guru BK yang terkenal ganasnya. Ibu Jennie, guru muda nan cantik yang memiliki aura tegas juga baddasnya, tidak salah sih wanita cantik ini di menjadi guru BK sekolah mereka.

"Jung Chenle.. astaga, kamu anak baru, baru tiga bulan udah buat ulah." Bu Jennie memijat keningnya yang tiba-tiba berdenyut nyeri.

Sedangkan Chenle hanya bingung dibuatnya, memangnya salah dirinya ini apa? Chenle tidak merasa ia membuat suatu kesalahan, tidak mungkin kan hanya karena tidak memakai topi jadi masuk BK? Kalau begitu ceritanya sudah pasti Jisung juga ada di sini, dari sana Chenle pikir bukan itu masalahnya.

"Maaf Bu, saya ada buat salah apa ya?" Tanya Chenle pada Bu Jennie, karena jujur Chenle tidak tahu letak kesalahannya itu berada di mana.

Bu Jennie mendongak, ia menarik napasnya lalu membuangnya dengan lelah, jadi guru BK tidak mudah juga ternyata!

"Silahkan duduk dulu, Chenle. Nanti ibu jelasin salah kamu apa."

Chenle hanya mengangguk, lalu setelahnya duduk di samping siswa yang baru ia sadari keberadaannya. Ia menoleh, saat itu juga Chenle sadar bahwa kenapa ia berada di sini sekarang.

Kim Hyunki, pasti ia berada di sini karena ulah anak menyebalkan itu. Sontak Chenle memutar bola matanya malas, ia menyandarkan punggungnya pada kursi yang ia duduki. Matanya kemudian mengedar, ternyata ada satu lagi manusia yang baru ia sadari eksistensinya. Yang Chenle tebak, wanita bersanggul tinggi itu adalah ibu dari Kim Hyunki ini.

"Jadi gini Chenle, Ibu mau tanya dulu sama kamu, ya?" Bu Jennie menatap Chenle yang kini juga menatap kearahnya. Setelah Chenle mengangguk Bu Jennie melanjutkan kata-katanya, "kamu kemarin ada berantem sama Hyunki?"

Kan.. Sudah Chenle tebak sedari ia melihat Hyunki duduk di sampingnya dengan batang hidung yang di plester.

"Iya Bu."

"Kamu pukul dia?"

Chenle lagi-lagi mengangguk, toh memang benar begitu adanya.

Bu Jennie mengangguk, ia melirik ke arah nyonya Kim yang hidungnya sudah kembang-kempis, tidak terima anaknya di perlakukan seperti itu.

"Kenapa kamu pukul Hyunki, Chenle?"

"Pengen aja bu, dia soalnya ngeselin." Jawab Chenle, memang benar si Hyunki ini menyebalkan sekali anaknya, siapa memangnya yang tidak emosi karena ulah Kim Hyunki ini? Mungkin kalau Chenle meminta persetujuan seantero sekolah, satu sekolah setuju dengannya.

Bu Jennie memejamkan matanya, kenapa anak-anak sekolah ini tidak yang benar kelakuannya? Setahu dirinya Chenle ini anak yang pintar, kalem, dan tidak banyak ulah. Ternyata memang benar, penilaian awal tidak akan sama dengan apa yang terlihat sesungguhnya.

"Kan Bu! Memang anaknya aja yang gak di didik orang tuanya. Masih kecil kok berani mukul anak orang."

Chenle hanya menatap kearah ibu Hyunki dengan tatapan datar miliknya, dalam hati sih bilang begini, 'yaelah Bu, anak kecil juga kalo di suruh mukul orang ya mukul. Dasar anak ibu aja yang minta gibeng mulu sama saya.' nah begitulah kira-kira.

"Bu Kim tenang dulu ya," Bu Jennie lalu kembali berbicara dengan Chenle, "Chenle ayo bilang sama ibu, gak mungkin kan kamu main pukul Hyunki?"

Chenle menarik napasnya, lalu menghembusnya, "jadi Bu, kan kemarin saya kena hukuman karena gak pakek topi, terus di hukumnya itu di suruh bersihin halaman belakang sekolah, ibu tau sendirikan gimana rimbunnya halaman belakang? Nah di sana saya nyali tuh Bu, dari ujung sampe ujung, eh tiba-tiba dia dateng minta duit, ya saya bilang gak ada kan. Terus dia malah dorong pundak saja, dia bilang saya pelit jadi orang, terus dia bilangin saya miskin, saya sih gak masalah mau di bilangin kaya ya Alhamdulillah, di bilang gak mampu ya gak papa, tapi yang bikin saya nonjok muka ini anak, dia nendang kotak sampah saya sampe berantakan, mana gak sakit hati saya Bu! Orang capek, saya ngerjain itu dengan sepenuh hati loh Bu, eh malah sampahnya di berantakin lagi sama ini orang! Tangan saya yang main lah Bu, biar puas. Saya anaknya gak bisa adu mulut." Jelas Chenle panjang lebar. Penjelasan tersebut berhasil membuat Hyunki kalang kabut.

Our Life ll JiChenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang