° Thrity Eight °

5.1K 555 36
                                    

"Ini kita nungguin apa lagi sih?" Tanya Chenle pada Chaeryeong, si sekretaris kelas itu menatap Chenle sambil mengedipkan matanya berkali-kali. Nampak memikirkan jawaban yang sebenarnya tidak susah-susah sekali untuk di jawab.

"Gak ada sih." Ujarnya dengan raut kebingungan juga, yang mana membuat Chenle terkekeh lalu menggelengkan kepalanya. Sudah sedari 20 menit yang lalu mereka berada di sini sehabis mengumpulkan tugas salah satu mata kuliah mereka, jadi wajar saja Chenle bertanya kenapa mereka masih ada disini.

"Yang lain ke kantin apa masih di bawah ya?" Tanya Chaeryeong saat mereka menuruni anak tangga untuk kelantai dasar.

"Tadi katanya mau ke kantin, tapi gak tau kalo masih di bawah nunggu kita." Jawab Chenle, setelah itu mereka tak melanjutkan kembali obrolan mereka.

Sedangkan di bawah sana, masih ada beberapa anggota kelas mereka masih duduk dengan anteng di bangku koridor yang tersedia. Sudah ada yang pulang beberapa, mungkin karena jemputannya sudah datang atau ada diantara mereka yang memang malas untuk berkumpul. Sama seperti Chenle kalau teman-temannya ini suka jam karet, jadi Chenle lebih memilih untuk pulang lebih dulu.

"Wehh Ji!" Tiba-tiba Asahi melambaikan tangannya kearah pemuda yang ia kenal baru-baru ini. Asahi berdiri, berjalan kearah yang tidak lain dak tidak bukan adalah Lee Jisung, pemuda yang baru ia kenal saat ia menonton turnamen futsal tempo hari.

Seperti laki-laki pada umumnya, saling berjabat tangan lalu nemubrukan bahu satu sama lainnya. "Ngapain lo kesini, jemput orang ya?"

Jisung menganggukan kepalanya, langkahnya mengikuti Asahi untuk duduk tak jauh dari teman-temannya berada, keduanya lalu larut dalam obrolan seputar futsal sampai sebuah suara mengintrupsi keduanya.

"Loh.. udah di sini?"

Jisung menoleh, tersenyum tipis ketika mendapati Chenle berdiri di belakangnya dengan tatapan terkejut miliknya. Sama halnya dengan Asahi yang terkejut melihat Jisung dan Chenle saling kenal begini.

"Jadi lo kesini jemput Chenle?" Tanyanya kebingungan, tanpa mereka sadari bahwa teman-teman kelas Chenle yang masih berada di sana diam menyaksikan.

Jisung mengangguk, membenarkan tebakan Asahi sendiri. Asahi terkekeh, "ohh kalo Chenle mah temen sekelas gue." Katanya kemudian.

Chenle sendiri hanya diam, melirik kearah Jisung yang nampak santai-santai saja menanggapinya. Di otaknya sedang berpikir bagaimana kalau Asahi tahu nantinya bahwa Jisung ini adalah kekasihnya sendiri.

"Sodaraan?"

Jisung tak langsung menjawab, ia mendongak terlebih dahulu melihat kearah Chenle sendiri. Seolah meminta jawaban dari pertanyaan yang Asahi berikan.

Berhubungan Chenle hanya diam, Jisung membuka suaranya kembali, "Pacar gue ini." Katanya lalu terkekeh di ujung kalimatnya.

Asahi tentu saja membeku di tempatnya, baginya semua ini terlalu menyakitkan, kenapa ya damagenya datang dua kali hari ini. Baru saja tadi pagi dia confess mengenai perasaannya pada Chenle, dan pulangnya langsung tahu siapa pacar Chenle sendiri.

"Yaudah, kita duluan ya, Sa. Guysss gue duluan." Katanya lalu menarik tangan Jisung untuk segera menuju dimana mobil pemuda jangkung itu berada.

Sesudah kepergian dua orang tadi, Eunhae selaku teman baik Asahi mendekat, menepuk punggung pemuda itu berulang-ulang kali sembari mengucapkan kata sabar juga. Sebenarnya sih mengungat tapi jatuhnya pemuda itu seperti mengejek Asahi sendiri.

"Haduh, makanya kalo mau pdkt itu cari tau dulu udah ada pawangnya atau belum. Tapi btw pacarnya Chenle cakep juga, ya?" Chaeryeong tersenyum, masih menatap kearah Chenle juga Jisung tadi. Tak ada jawaban yang Chaeryeong dapatkan, sebab Asahi sudah merasa sakit hati yang terlalu dalam.

Our Life ll JiChenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang