° Nineteen °

8K 1K 117
                                    

"Engga.."

Chenle menatap tak percaya kearah Jisung ketika pemuda itu menjawab demikian. Tidak katanya? Mana yang harus Chenle percaya? Masa sih Ayden tega berbohong padanya, ya kan? Mana mungkin juga Ayden berkata bohong soal perasaan begini, tidak ada gunanya juga.

"Yaudah berarti Ayden bohong sama gue." Dengus Chenle, kesal juga karena Jisung terlihat biasa-biasa saja setelahnya.

"Iya dia bohong.. soalnya gue cinta sama lo." Ujar Jisung setelahnya. Yang mana hal tersebut membuat Chenle terdiam, agak salting dia, soalnya Jisung ini ternyata sulit di tebak pikirannya. Tiba-tiba ngomong kalau dia cinta, kan Chenle jadi shock dibuatnya. Meskipun sebenarnya, tau apa sih anak umur mereka ini soal arti cinta yang sesungguhnya.

Cukup lama Chenle terdiam karena ungkapan cinta yang Jisung ucapakan tiba-tiba akhirnya pemuda bermarga Jung itu menarik napasnya lalu membuangnya secara perlahan.

"Gue gak percaya." Katanya kemudian.

"Yaudah gapapa, wajar sih lo gak percaya kalo gue cinta sama lo, karena selama ini gue sadar sikap gue sama lo kayak gimana. Tugas gue cuma satu, bikin lo percaya kalo gue sebenernya emang bener-bener cinta, mungkin lo mikir gue ini masih bocah bau kencur yang gak tau apa itu cinta, tapi gue bisa jamin gue cinta sama lo, Le." Jisung tersenyum tipis setelahnya, menggusak pucuk kepala yang lebih tua.

"Udah malem, ayo tidur."

Chenle tak langsung mengiyakan ketika Jisung memerintahkan, masih banyak yang harus ia tanyakan sebenarnya, tapi mengingat waktu yang memang sudah semakin larut mau tak mau pertanyaan yang berada di kepala Chenle harus ia simpan baik-baik, mungkin besok atau kapanpun waktu yang tepat untuk mereka berbincang kembali.

Hanya saja Chenle memiliki satu pertanyaan yang harus ia tanyakan sekarang juga, ia tidak mau mati penasaran nantinya.

"Lo.. beneran udah putus sama cewek lo?"

Tanpa berpikir dua kali Jisung langsung mengangguk, membenarkan pertanyaan yang Chenle ajukan untuknya. Dirinya memang sudah putus dengan Wonyoung.

"Kenapa?"

"Karena gak cocoklah, gue kan cocoknya sama lo doang."

Chenle mendengus ketika mendengar perkataan yang Jisung ucapkan, apa-apaan sih? Agak aneh rasanya kalau Jisung tiba-tiba sering mengeluarkan gombalan seperti ini.

"Gue serius, lo tau sendiri gue gimana kan? Gue gak akan mau deket sama lo kalo emang lo masih pacaran sama cewek lo."

"Ya gue serius juga, gue emang udah putus."

Rasanya Chenle ingin sekali menjenggut rambut Jisung sekarang juga, kenapa sih anak ayah Jeno ini tidak peka sekali, kalau Chenle berkata seperti itu seharusnya Jisung peka! Chenle menginginkan sebuah kejelasan, dan kejelasan itu bisa di dapatkan dengan Jisung yang bercerita.

"CERITA ANJING! LO LAMA-LAMA GUE GIBENG JUGA NTAR!" Teriak Chenle, lupa dia kalau si bungsu ada di rumah. Tidak membutuhkan waktu lama, suara tangisan terdengar dari arah kamar Jung Hao.

"Hao.." lirih Jisung ketika mendengar suara tangisan tersebut. Sedangkan Chenle, pemuda itu sudah menatap sengit kearah Jisung yang wajahnya terlihat seolah-olah ini bukanlah salahnya.

"Gara-gara Lo!"

Setelah menginjak kaki Jisung dengan sekuat tenaga, Chenle langsung saja berlari kearah kamar si bungsu, menggendongnya lalu menenangkan Hao yang kaget karena teriakan Chenle tadi.

●●●

Keesokan paginya, Chenle yang baru saja terbangun dari tidurnya berpindah posisi, tidur terlentang menghadap kearah langit-langit kamar milik sang adik. Pemuda bermarga Jung itu tengah mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu. Setelah beberapa menit berlalu, barulah Chenle mengambil handphone yang berada di samping kiri bantal, melihat jam yang menunjukkan pukul setengah 6 pagi. Ia lalu menoleh, terkejut manakala netranya menangkap Jisung yang berada di sampingnya, tidur dengan tangan yang menopang kepalanya.

Our Life ll JiChenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang