° Twenty Four °

7.5K 955 64
                                    

"Aduhh anak mama, ngantuk ya?" Haechan menyambut kedatangan ketiganya dengan ramah, kemudian mengambil Hao dari gendongan Chenle.

"Kemana dulu tadi? Lama banget pulangnya." Tanya Haechan sembari mengusap pelan kening Hao dengan sayang.

"Jalan-jalan ke mall, ngajakin adek tadi. Terus beli baju yang ada diskonnya." Jawab Chenle, ia baru teringat kalau baju yang ia belikan untuk Haechan masih tertinggal di dalam mobil. Dengan cepat ia berbalik, niatnya ingin mengambil paper bag tersebut tapi nyatanya Jisung baru saja masuk dengan beberapa paper bag di tangannya.

"Baru aja mau minta tolong ambilin." Chenle mengambil paper bag tersebut dari tangan Jisung. Keduanya kemudian berlalu kedalam, menuju ruang keluarga.

"Baba mana, mah?"

"Di ruang kerja."

Chenle kemudian ber-oh-ria setelahnya, berjalan menuju kamar mandi utama untuk membersihkan diri terlebih dahulu, baru setelahnya ikut bergabung bersama sang mama yang duduk di sofa depan TV. Begitu pula dengan Jisung yang juga mengikuti apa yang Chenle lakukan.

Beberapa menit berlalu, kini keduanya sudah anteng duduk di tempatnya masing-masing, ditemani dengan sepiring brownies buatan Haechan juga sinetron yang tayang di salah satu stasiun televisi.

"Udah makan belum?" Tanya Haechan.

Ah! Ngomong-ngomong soal makan Chenle jadi teringat dengan kejadian tidak mengenakan yang mereka alami tadi!

"Udah mah, tapi.. ihh mama harus tau ceritanya!" Kata Chenle dengan heboh.

Haechan yang melihat raut wajah sang anak berubah antusias juga bercampur dongkol itu lantas terkekeh. Sepertinya apa yang akan Chenle ceritakan seru juga.

"Apa emang?"

"Jadi mah, tadi kan kita lagi makan tuh di salah satu resto yang ada di dalam mall. Kita ngambil tempat ujung, lumayan deket kasir tadi, terus kelang satu meja itu ada orang juga, perempuan 4 orang, ya kita makan kayak biasanya, Hao juga makan lahap banget kan," Chenle menghentikan sejenak ceritanya, mengambil gelas yang berisikan air putih untuk ia minum.

"Gak ada masalah tuh awalnya, kita enjoy sama makanan masing-masing, eh tiba-tiba terdengar tuh awal-awal pergosipan. Awalnya kakak kira bagus nih si mba nya ngasih edukasi yang baik buat adiknya kan."

"Emang dia edukasi apa?" Tanya Haechan, ia serius sekali dalam mendengarkan anaknya itu dalam bercerita.

"Dia bilang harus hati-hati dalam bergaul, jangan sampe salah pergaulan, kalo kita gak hati-hati malah nanti jadi kayak 'orang itu' hamil duluan." Jawab Chenle, masih terlihat raut kesal yang amat kentara di wajah manis miliknya.

"Mama tau 'orang itu' yang dia maksud itu siapa? Kakak sama Jisung!"

"Loh?" Haechan memasang raut tidak percaya.

Chenle menganggukkan kepalanya dengan cepat, "iya mah, cuman gara-gara dia liat kita bawa adek!"

Haechan terkekeh lalu menggelengkan kepalanya, ada-ada saja memang orang jaman sekarang. "Tapi bagus dong, dia ngasih tau hal yang baik buat adeknya."

"Nah itu mah! Kakak pikir juga begitu, makanya kakak diem aja kan, tapi makin mereka bahas malah percakapannya bukan lagi menjurus ke dikasi tapi malah jadi perjulidan mah! Mereka bilangin kakak hamil duluan, terus karena faktor orang tua yang ngedidik anaknya gak bener, makanya bisa hamil duluan gitu, terus bilangin kakak malu-maluin keluarga juga!"

Haechan jujur merasa kaget, ia mengernyitkan alisnya mendengar cerita yang anak nya ini dengar.

"Lanjut kak? Terus gimana? Jangan bilang kamu diem aja?"

Our Life ll JiChenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang