° Five °

10.4K 1.4K 71
                                    

"Loh sayang, kenapa mukanya cemas gitu?" Tanya Mark saat ia baru saja memasuki rumah sudah si sambut dengan Haechan yang berlari kecil kearahnya, wajah laki-laki dua anak itu sudah panik bukan main.

"Kakak belum pulang."

Mark tentu saja terkejut, melihat kearah jam yang bertengger di pergelangan tangan kirinya, sudah hampir setengah 6 dan si sulung mereka belum pulang juga?

"Kakak belum pulang?" Tanyanya lagi untuk memastikan.

Haechan mengangguk, membenarkan pertanyaan yang sang suami lontarkan, "gimana? Aku khawatir banget."

"Mungkin dia lagi di rumah Jaemin?" Tebak Mark, ia mencoba membuat Haechan tenang.

"Udah aku telpon Mark, kata Nana gak ada."

"Udah coba di telpon kakaknya?"

Haechan mengangguk, "udah, nomornya gak aktif." Katanya masih dengan nada panik, jelas saja Haechan panik, sebab sang anak tidak biasanya pulang telat seperti ini.

"Kamu tenang ya, aku cari kakak dulu, kamu di rumah aja sama adek." Mark mengecup pelan kening Haechan, tanpa berganti pakaian terlebih dahulu, Mark sudah kembali menuju mobil untuk mencari si sulung mereka ini.

Mark mendumal dalam hati, menyalahkan dirinya sendiri kenapa tidak melewati sekolah sang anak tadi, ia malah lewat jalan lain.

Kembali pada Chenle, waktu rasa nya berjalan begitu lama, masih tersisa 15 menit lagi jarum panjang menunjukkan pukul setengah 6 sore ini. Chenle masih dalam posisi yang sama, bedanya saat ini kakinya sudah ia tekuk sedangkan kedua tangannya sibuk menutupi daun telinganya agar sedikit meredam suara guntur yang bersahutan. Matanya terpejam, merapalkan doa agar hujan segera berhenti dan bus segera datang.

"Hiks, mama takut." Lirihnya, udara dingin yang menusuk membuat Chenle semakin merasa ketakutan.

"Le?"

Chenle mendongak, wajahnya kagetnya terlihat sekali disana, tidak percaya dengan sosok yang berada dihadapannya sekarang. Chenle menggelengkan kepala, menghalau fakta bahwa yang berdiri di depannya sekarang adalah Jisung, pemuda yang ia cintai.

'halu gue suka gak ngotak, tolong pergi!'

Chenle berkata demikian di dalam hati, mencoba mendongak sekali lagi untuk melihat apakah sosok Jisung ini sudah menghilang, nyatanya Jisung masih berada di sana, menatapnya dengan tatapan seperti biasa.

"Ayo pulang."

Chenle menggeleng, "gue naik bus aja." Katanya masih bisa menjawab, walau nyatanya Chenle masih terkejut atas kedatangan Jisung.

"Tsk, gak usah bikin kedatangan gue disini jadi sia-sia, ayo ikut gue."

"Gue bisa naik bus, sebentar lagi lewat."

"Gue di suruh Buna, ayo." Tanpa mengatakan apapun lagi Jisung sudah lebih dulu memasuki mobil miliknya, menghiraukan Chenle yang masih terdiam di tempatnya.

"Sesek gak sih? Dia dulu gak secuek itu." Cicitnya.

Tin tin

Suara klakson tersebut membuat Chenle tersadar, ia mau tak mau berdiri dari duduknya, berjalan untuk masuk ke dalam mobil milik Jisung tersebut.

Di dalam mobil atmosfir kecanggungan tak dapat di elakan, Chenle lebih memilih untuk menatapi jalan-jalan yang basah karena di guyur hujan petang ini. Chenle merasa kedinginan, ia menoleh untuk menatap Jisung yang dengan tenang menyetir.

Mau bersikap seperti biasanya, tapi Chenle rasa waktunya tidak pas, ia lebih memilih untuk diam, untuk mematikan AC mobil pun rasanya Chenle sungkan, padahal biasanya Chenle biasa-biasa saja melakukan hal itu.

Our Life ll JiChenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang