23. HUJAN 2

10.9K 542 8
                                    

~happy reading~

"jadi nggak bun?" ucap Karisa saat sampai di meja makan dan mencomot satu bolu coklat.

"jadi, bentar bunda siapin dulu"

"mmm... inniw blolunya enkwm bangwet" ucapnya lagi dengan mulut yang penuh dengan bolu.

Tiba-tiba ada tangan yang mencomot satu bolu dihadapanya. "eh itu bolu Adek"
Satria mengambil satu bolu terakhir di piring dan langsung menyuapkan ke mulutnya dengan sekali suap.

"BANG SATT ITU KAN BOLU KU"

Satria meringgis. "minta dek"

"MINTA TAPI NGGAK BILANG"

"jangan teriak-teriak napa"

"budek ni kuping" lanjutnya sambil mengusap telinganya.

"bodo"

Bunda datang dari arah dapur melerai mereka berdua. "kenapa sih kalian?"

"Abang tuh bun ngambil bolu Adek" adunya dengan wajah cemberut.

"aku cuma minta bun"

"udah-udah bolunya masih banyak tenang aja"

"tau tuh"

"ngeselin banget sih"

Bunda menyerahkan bungkusan yang berisi kue. "nih anterin kuenya ke alamat yang udah Bunda tulis dikertas itu namanya tante sinta" suruhnya.

Karisa mengambil bungsukan itu dan mengantungkan tanganya didepan Bunda. "ongkirnya"

Silvia merogoh saku dasternya dan mengeluarkan satu lembar uang berwarna biru. "dasar mata duitan"

"nih duitnya" lanjutnya sambil menyerahkan uang dan langsung disambar dengan cepat. Lumayanlah buat beli jajan.

Karisa lalu berjalan keluar meninggalkan dapur dan memberhentikan langkahnya saat ada seseorang bertanya. "mau kemana?" tanya Satria.

"nganter kue ke rumah sahabat Bunda" setelah mengatakan itu dirinya lalu melanjutkan langkahnya.

"jalan kaki aja deh mumpung udara seger abis hujan" ujarnya setelah menimang-nimang.

Karisa melangkahkan kakinya menelusuri jalan yang penuh dengan genangan air sesekali dia juga melompat-lompat untuk menghindari terkena genangan air tersebut.

Sekitar 7 menit berjalan akhirnya dirinya sampai di depan rumah mewah dengan gerbang yang menjulang tinggi. Dia menatap alamat yang dituliskan Bunda kepadanya, setelah mencocokan dan dirasa tidak salah alamat dirinya lalu mendekat ke arah gerbang.

"permisi pak, tante Sinta nya ada?" tanya Karisa ke penjaga rumah tersebut.

"ada dek silahkan masuk" penjaga rumah lalu membukakan gebang untuk Karisa. Setelah mengucapkan terimakasih dirinya lalu berjalan menuju pintu utama dan memencet bel dirumah tersebut hingga ada seseorang dari dalam yang membuka pintu.

Dan keluarlah wanita paruh baya yang kira-kira seumuran dengan Silvia. "benar ini dengan tante sinta?" tanya Karisa dengan kikuk.

"iya saya sendiri, ada apa ya?"

Karisa menyodorkan bingkisan pemberian bunda. "ini tante dari bunda"

Sinta lalu mengambil bingkisan itu "kamu anaknya Silvia"

"iya tante"

"wah udah gede ya, bilangi makasih sama Bunda"

"oh ya nama kamu siapa?" lanjutnya dengan bertanya.

Who's Karisa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang