40. PERTEMUAN DUA KELUARGA

8.2K 464 8
                                    

~happy reading~

Hari minggu telah kembali, hari dimana kita akan rebahan selama satu hari penuh, atau pergi refreshing ke tempat-tempat yang menarik.

Bentar-bentar itu bisa berlaku bagi kalian, tapi tidak dengan Karisa. di hari minggu ini Karisa harus rela meninggalkan kasur kesayanganya demi membantu Bunda membuat kue di dapur.

"Bund, Adek tuh masih ngantuk" rengeknya kesal. Karisa membantu Bunda menuangkan tepung ke dalam wadah untuk diaduk bersama telur.

"ini udah siang loh" ucap Bunda tak habis pikir dengan kelakuan Karisa. Jam sudah menunjukan pukul 9, dan Karisa baru saja bangun karena semalam dia nobar film bersama Satria sampai subuh.

"Bund, Ayah baru dapet telpon dari temen katanya kita diundang ke acara launcing butik terbarunya" sahut Ayah datang dari ruang tengah.

"ohhh butiknya Sinta" ucap Bunda.

"iya, nanti siang kita pergi kesana"
Karisa yang tak faham hanya diam saja, jangankan ikut menyahuti matanya saja tidak bisa membuka dengan sempurna.

"bund ini udah" ucapnya setelah selesai memixer semua bahan menjadi satu.

"yang itu taro di loyang ini" Silvia memberikan loyang berbentuk persegi empat ke Karisa.

Dengan hati-hati Karisa menuangkan adonan tersebut ke loyang dan memasukkanya ke dalam oven.
Gini-gini Karisa juga jago bikin kue, tapi lebih jago Silvia sih, kalau Karisa gabut dan nggak ada kerjaan biasanya dia coba-coba membuat kue sendiri.

"udah selesei Bund, Karisa mau lanjut tidur dulu"

"etss…. Jangan pergi dulu kita harus bikin satu lagi"

Mata Karisa yang tadinya mengantuk kini melebar sempurna. "kan udah Bund, buat apa sih bikin banyak-banyak nanti malah nggak kemakan" cerocosnya kesal.

"Bunda mau kirimin kue buat keluarga Jordan" jelas Bunda.

Karisa tak habis pikir. "beli kan bisa"

"hemat uang"

"hemat apaan, tuh di lemari tas ampe puluahan juta" gerutu Karisa pelan.

"AYAHHHHH" teriak Karisa memenuhi penjuru rumah.

Wijaya yang sedang menyeruput kopi di ruang tengah lantas tersedak dan berlari tergopoh-gopoh ke arah dapur. "ada apa?" tanyanya tak santai.

Karisa cekikikan melihat wajah Wijaya. "Yah aku tuh mau tidur masa Bunda malah nyuruh bantuin bikin kue lagi, padahal dedek tuh capek, capek Yah" adunya mendramatis.

Wijaya terkekeh pelan. "kalo nggak Adek siapa yang bantuin Bunda?" tanyanya mengelus rambut sang putri.

Karisa memeluk Wijaya, beginilah cara yang paling ampuh untuk menghindari amukan Bunda, karena sudah pasti Wijaya akan membelanya. "tapi kan ada Abang, ada Ayah juga" Karisa menyembunyikan wajahnya di dada bidang Wijaya.

Wijaya lalu mengangkat tubuh Karisa untuk digendongnya seperti koala, tenang saja Karisa tidak terlalu berat dan meski umurnya sudah remaja kebiasaan dari kecil itu tidak pernah berubah.

"yaudah kita bantu Bunda sama-sama"

"dasar pengadu" cebik Bunda kesal. Kebiasaan Karisa ya gitu selalu ngadu dengan Ayahnya.

Dan pada akhirnya Karisa harus membantu Bunda lagi, tapi kali ini ada Ayah yang juga ikut membantu membuat kue. Jika dipikir-pikir kenapa Silvia nggak buka toko bakery aja ya, kan jago tuh bikin aneka macam kue.

Gini ya gaes, Karisa tuh mau-mau aja bantuin Bunda tapi ya lihat kondisi dulu, jangan kayak gini di hari minggu waktu Karisa tidur seharian harus tersita. Huh tak apalah, bantu orangtua kan dapat pahala.

Who's Karisa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang