56. AWARE

5.6K 331 7
                                    

~happy reading~

Sudah satu minggu lamanya Regan terbaring di rumah sakit, belum ada tanda-tanda Regan akan membuka matanya. Karisa tak pernah bosan pergi mengunjungi Regan, dirinya selalu menyempatkan pergi kesana entah sesibuk apapun pokoknya setiapa hari dia tidak pernah absen.

Ngomong-ngomong setelah kejadian dimana Miko menceritakan semuanya Karisa sudah tidak pernah lagi melihat Miko. Karisa tidak pernah menyangka kebenaran yang diungkapakan Miko begitu mengejutkan, dia merasa bersalah karena sudah membenci Miko. Miko begitu pintar menyembunyika semuanya, kalian tahu Miko tidak pernah menunjukan raut wajah sedih, kecewa maupun hancur. Dia selalu ceria di depan Karisa, Karisa juga sempat berpikir apakah Miko ini tidak mempunyai beban sama sekali. Tapi pikiran Karisa berbanding terbalik dengan yang terjadi, nyatanya Miko adalah anak brokehome dan penuh dengan beban. Karisa bisa saja memaafkan kejadian dimasa lalu, tapi ya tetap saja dia benci Miko karena telah menembak Regan.

"bangun napa Re, lo nggak bosen napa tidur mulu" dengan tidak berdosanya Dito mengoyangkan tubuh Regan yang sedang terbaring.

Farez segera menampol kepala Dito. "heh lo gila ya orang lagi koma lo bangunin kayak gitu"

"siapa tahu bisa"

Farez berpikir sejenak. "bisa kali, kita coba bareng-bareng" Dito menganguk patuh.

Mereka berdua dengan polosnya mengoyangkan tubuh Regan agar bangun.
"REGAN BANGUN, BANGUN, BANGUN"

"BANGUN PAGI, BANGUN PAGI" 

Karisa yang baru datang melonggo tak percaya, melihat pemandangan didepanya ini. "HEH KALIAN GILA YA" tegurnya dengan keras.

Farez dan Dito berhenti, mereka menatap polos kearah Karisa yang mukanya merah padam. Karisa menarik kerah belakang baju mereka berdua, dan menyeretnya dengan kasar. "aduh Sa kecekek gue"

"bodoamat, siapa suruh kalian kayak tadi"
Farez mengaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"y-ya siapa tahu aja Regan bangun"
Karisa mengelengkan kepalanya, kamera mana kamera dia sudah tidak tahan melihat kelakukan sahabat Regan.

"kalian berdua ngapain nggak cegah mereka" dia berkacak pingang menatap Abi dan Reza yang sedang asik duduk di sofa.

Abi mengedikkan bahunya acuh. "males"

"gue lagi ngurusi cewek gue" Karisa pusing dengan kelakuan absur sahabat Regan ini.

Dia mendudukan diri di kursi sebelah Regan. "hai Re" sapanya.

"kamu masih nggak mau bangun"

"bangun gih, udah satu minggu kamu tidur nggak bosen apa"

Masih sama, tidak ada jawaban dari Regan. Teman-temanya yang melihat itu menatap Kasihan Karisa, setiap Karisa kesini dia pasti akan mengajak Regan untuk berbicara meskipun tidak ada sahutan dari sang empu.

"Sa, makan dulu" Sasha menghampiri Karisa. Sasha dan Siska juga ada di sini, mereka datang bersama Karisa tadi.

Karisa mengeleng pelan. "gue nggak laper" dia belum makan siang, di sekolah tadi saat istirahat Karisa tidak makan dia hanya memesan es jeruk.

"perut lo nanti sakit Sa, makan sedikit aja" bujuk Sasha.

"nggak laper" Karisa sedang dalam mode keras kepala. Sasha berjalan kembali menghampiri teman-temanya, dia akan kembali membujuk Karisa nanti, sekarang biarlah Karisa berdua dengan Regan.

Karisa menatap wajah damai Regan, rahang yang tegas dan mata tajam yang kini sedang menutup. Meskipun wajah Regan pucat, itu sama sekali tidak mengurangi ketampananya. Lama memandangai wajah Regan membuat mata Karisa mulai memanas, dia mengambil tangan Regan untuk digenggam.

Who's Karisa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang