~happy reading~
Detik demi detik bermetamorfosis menjadi menit, lalu jam, hari dan kemudian bulan. Betapa cepatnya waktu berlalu pada naskah cerita yang panjang ini. Setiap kalimat yang ditulis, kadang juga memiliki arti yang bermakna. Sebuah kesulitan dalam hal ini adalah ketika kehilangan kata demi kata, bahkan huruf demi huruf yang sudah tersusun rapi. Untaian kalimat kadang tak seindah yang kalian harapkan, bahkan jauh dari alur cerita yang kalian tebak. Dan ini adalah akhir dari kisah ini…..
Langkah kaki mulai berjalan menyusuri butiran pasir-pasir halus nan lembut, angin datang menerpa wajah cantik nan putih ini, menghempaskan surai hitam legam hingga menghidupkan semangat yang menghangatkan perasaan. Hembusan angin yang tidak bergitu kencang menemani Karisa berjalan menyusuri indahnya pantai. Suara deburan ombak terdengar ikut menemani Karisa, seolah-olah mereka paham akan kondisi Karisa saat ini. Melangkah mendekat ke arah bibir pantai, merasakan ombak kecil yang mengenai kakinya. Untuk saat ini perasaanya mulai membaik, tidak seburuk sebelumya. Dirinya hanya butuh waktu untuk sendiri dan ketenangan.
Menerawang jauh-jauh kedepan mengingat kejadian demi kejadian yang dia alami akhir-akhir ini, hingga membuat dirinya sadar dan tahu bahwa setiap manusia pasti mempunyai rahasia dan kejutan yang tidak semua orang bisa tahu. Dari peristiwa-pertistiwa kemarin dia mulai berlajar banyak mengenai kehidupan yang sebenarnya, dan menilai orang dengan sesungguhnya bukan hanya dari cover belaka. Kita tidak akan pernah tahu bagaiamana sifat orang yang kita kira baik, ternyata malah berbanding terbalik. Soal insiden dan kebenaran yang terungkap waktu itu, membuktikan bahwa Zidan sepenuhnya salah dalam kasus pembunuhan dan penculikan, jadi untuk memberi dia pelajaran, maka hakim menetapakan Zidan 2 tahun penjara, dikarenakan anak yang masih dibawah umur membuat hukuman yang diberikan diringanakan.
Meninggalkan itu, pikiran ini mulai kembali tentang kisah percintaanya dengan Regan. Karisa kira kisah percintaanya dengan Regan akan berjalan mulus seperti kisah-kisah yang sering dia dengar, hanya bahagia, bahagia dan bahagia. Namun kalimat 'realita tak semanis ekspetasi' cukup menyadarkan Karisa. Perasaan ini masih tersimpan dan tertata rapi, tidak hilang maupun berkurang, bohong kemarin-kemarin dia bilang sudah tidak cinta Regan. Nyataya perasaanya masih sama persis, tidak munafik jujur Karisa mengakui dia masih sangat cinta Regan, bahkan untuk membenci Regan soal kejadian yang kemarin terjadi itu terasa berat. Karisa paham Regan hanya di ancam oleh Zidan, tapi kata putus sudah terucapa jelas dari mulut Regan, jadi dia harus bagaimana?
Karisa terlalu larut dalam memikirkan hal ini, hingga dia tidak sadar seseorang yang berada disampingnya. "hai" sapa orang itu.
"h-hah?" Karisa tersadar, menoleh ke arah suara itu berasal.
"kok lo bisa ada disini?"
Senyum yang selama ini Karisa rindukan mulai terlihat. "aku tadi ke rumah, tapi kata Bunda kamu pergi keluar"
"kok lo tahu gue ada disini'
"kamu pernah cerita sama aku kalo tempat yang sering kamu datengin untuk nenangin diri kamu itu pantai"
"so aku coba kesini, dan bener dugaan aku kamu ada ada disini"
"kamu jangan sering-sering keluar sendirian bahaya"
"gue udah gede, bukan bocil lagi"
"tapi tetep aja, nanti kalo kenapa-napa gimana" Karisa hanya mangut-mangut saja mendengar ocehan seseorang disampingnya.
"kenapa nyariin gue?"
"kangen" satu kata yang mampu membuat pipi Karisa memanas.
"apaan sih basi tahu"
Regan terkekeh pelan, dia senang melihat Karisanya dengan perlahan mulai kembali lagi seperti dulu. "emangnya makanan bisa basi"
"eh tapi aku serius loh, aku kangen banget sama kamuu" Karisa merasa aneh dengan sifat Regan, dia bahakan tak segan-segan meletakkan punggung tanganya untuk mengecek suhu tubuh Regan, siapa tahu dia sedang demam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who's Karisa?
Teen Fictioncomplete parts!! "you are mine" "gue nggak suka penolakan" ⚠The first part is a bit boring ⚠Typo bertebaran ⚠Mengandung kata-kata kasar #star 02-06-21 #finish 13-02-22