5

541 83 1
                                    


Hari ini, Renjuni terlihat lebih lesu. Dia berjalan menuju kelasnya dengan langkah berat, sesekali dia juga menggelengkan kepalanya untuk mengusir rasa pening yang dia rasakan.

Hal itu tentu saja membuatnya menjadi pusat perhatian para siswa dan siswi.

"Apakah dia sakit?"

"Wahh aku pikir, monster tidak bisa sakit..."

Dan suara tawa pun menggelegar di lorong kelas, mengiringi langkah Renjuni.
Dia mempercepat langkahnya, bukan untuk menghindari orang-orang yang mengatainya, tapi kepalanya sangat pusing, dia ingin cepat-cepat duduk di bangkunya.

Saat sudah sampai di dalam kelas, Renjuni langsung duduk di bangkunya dan menumpukan kepalanya di atas meja. Karena rasa pusingnya, dia sampai tidak menyadari kalau Jaemin yang datang lebih awal sedang memperhatikannya.

"Renjuni...soal semalam–"

"Ku mohon, jangan ganggu aku."

Suara Renjuni terdengar lirih, tapi kesan dinginnya masih tetap ada.

Jaemin mengernyit, sepertinya ada yang aneh.

"Hey...apa kau sakit?"

Hening, tidak ada balasan apapun dari Renjuni. Jaemin mengehela napasnya.

"Selamat pagi Jaemin-ah...."

Sapaan dengan nada ceria itu membuat Jaemin mendengus, tidak perlu menoleh untuk mengetahui siapa pemilik suara itu.

"Hai...kau mengabaikanku!"

Apakah mereka akrab? Sampai-sampai perempuan itu menepuk pundaknya dan berbicara dengan nada merajuk? Jaemin rasa tidak.

Tapi Jaemin tidak ingin ribut, lagipula sepertinya teman sebangkunya sedang tertidur. Jadi Jaemin tidak ingin mengganggunya dengan membuat keributan.

Jaemin menoleh ke samping kirinya, dimana Minju berdiri sambil cemberut, entah karena alasan apa, Jaemin tidak tau.

"Ada apa Minju-ssi?"

Gadis itu semakin cemberut, sebenarnya ada apa? Apa dia sedang melakukan gerakan 'ayo cemberut selama 24 jam?' Jaemin mengedikkan bahunya acuh.

"Kenapa masih sekaku itu sih Jaemin-ah? Kau bisa memanggilku dengan panggilan yang lebih akrab, Minju-ya...seperti itu."

"Untuk apa?" Jaemin bertanya dengan mengangkat sebelah alisnya.

"Tentu saja untuk lebih akrab denganku!"

"Tapi aku tidak pernah punya niat untuk itu."

Jleb

Sejak kapan Jaemin yang ramah bisa jadi seketus ini? Sepertinya dia sudah kerasukan Renjuni. Tapi jujur saja, Jaemin tidak akan seketus ini kalau orangnya bukan Minju, entah kenapa dia tidak begitu menyukai teman sekelasnya yang satu itu.

"Aishhh...baiklah, mungkin tidak sekarang, tapi nanti aku akan akrab denganmu."

Jaemin acuh, dia pikir setelah mengatakan itu, Minju akan kembali ke bangkunya. Tapi,

Brak

"Yak! Apa kau mati? Jangan terlalu cepat mati! Kau harus lebih menikmati hidupmu yang sangat berwarna itu!"

Jaemin melebarkan matanya, dia menyentak tangan Minju yang baru saja menggebrak meja Renjuni.

"Kau ini apa-apaan Kim Minju!? Kenapa menggebrak mejanya!?"

Gadis itu malah tersenyum, "kenapa Jaemin-ah? Dia pantas mendapatkan itu...lagipula, jangan terlalu membelanya, nanti dia akan mengkhianatimu dan membunuhmu, seperti dia membunuh–"

Little Monster//JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang