"Siyeon-ah...."
Siyeon yang sedang menikmati makanannya sambil sesekali memainkan ponsel, seketika berdiri sambil membawa nampan makan siangnya saat Minju mengambil tempat duduk di depannya.
Ia berjalan menuju sisi lain kantin, dan berhenti tepat di meja yang berisi tiga orang yang juga tengah menikmati makanan mereka.
"Boleh aku duduk di sini?" Tanya Siyeon membuatnya ditatap oleh ketiga orang itu.
"Tidak boleh!"
"Boleh.."
Jaemin dan Haechan saling tatap setelah mereka menjawab pertanyaan Siyeon secara bersamaan.
"Duduk lah...dan kau. Lanjut makan."
Haechan merengut, ia menatap kakaknya yang baru saja berujar.
"Apa?" Tanya Jeno cuek.
"Kau menyebalkan! Kita tidak akrab dengannya, kenapa harus duduk semeja?"
Jeno hanya mengedikkan bahunya, tidak lagi menimpali sang adik. Ia lebih memilih untuk melanjutkan makannya.
Sedangkan Siyeon, ia mengambil tempat duduk di samping Haechan dan berhadapan dengan Jaemin. Ia tersenyum tipis mendapati respon Haechan seperti itu.
Wajar anak itu masih kesal dengannya. Siyeon masih mengingat jelas tindakan buruknya dulu, tindakan yang ia sendiri sebenarnya tidak ingin lakukan.Mereka berempat makan dalam keheningan. Tidak ada di antara mereka yang berusaha mencairkan suasana yang berubah canggung.
Bahkan, tatapan siswa lain yang mengarah ke mereka sama sekali tidak dihiraukan.
Mungkin siswa yang lain, menatap mereka aneh. Karena sejak kapan Siyeon yang merupakan sahabat Minju, bergabung dengan tiga orang yang dekat dengan Renjuni? Orang yang sangat Minju benci.Bahkan, Minju sendiri menahan kesal saat melihat Siyeon bergabung di meja itu, dan duduk berhadapan dengan Jaemin.
Semakin kesal lagi, saat Jaemin tidak memberikan tatapan risih dan benci seperti yang selalu pemuda itu perlihatkan saat berhadapan dengannya."Park Siyeon...bukankah seharusnya kau berlutut di hadapanku dan meminta maaf atas kelancanganmu hari itu? Kenapa malah semakin berani, huh?" Gumam Minju, tangannya mengepal erat mencengkram sumpit yang ia pegang.
Siyeon sendiri sangat menyadari kalau tatapan tajam seseorang tengah mengarah padanya. Bukannya takut, ia malah menyeringai. Bahkan, ia tertawa puas di dalam hatinya. Sangat menyenangkan mengganggu mantan sahabatnya itu.
Keberanian Siyeon tidak berhenti sampai di situ saja. Saat bel masuk berbunyi dan mereka semua kembali ke kelas.
Ia dengan santai berjalan menuju bangku di samping Jaemin dan mendudukkan diri di sana."Tidak apa-apa kan aku duduk di sini?"
"Hmm ya." Jawab Jaemin singkat.
Hal itu tentu saja mencuri atensi anak-anak kelas, termasuk Minju.
Ia mengepalkan tangannya dengan sangat erat, sampai buku-buku jarinya memutih."Aku harap kau bisa menahan emosimu nanti."
Jaemin yang merasa kalau orang di sampingnya tengah berbicara dengannya, langsung mengalihkan atensi dari buku yang sedang ia baca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Monster//Jaemren
Fanfiction[Slow Update] beberapa orang selalu menilainya dengan "kata orang" sebagai tolak ukurnya. "kata orang, dia sangat tidak sopan" "kata orang, dia benar-benar orang yang buruk" "kata orang, dia penjahat kecil dengan kejahatan yang sangat besar" "kata...