17

408 63 8
                                    

"Kau kenapa Jae?"

"Huh? Apa?"

Perempuan itu, Kim Doyoung tersenyum sendu menatap tunangannya.

"Aku mengajakmu mengobrol, tapi kau terus melamun. Ada apa?"

"Eoh? Ah iya...itu aku ada janji dengan Jungwoo dan juga Mark, sepertinya mereka sudah menungguku."

Doyoung mengangguk mengerti, walaupun hatinya berteriak ingin Jaehyun menemaninya malam ini.
Mereka baru saja bertemu setelah beberapa hari Jaehyun kembali ke Korea.
Tapi memang sepertinya dia tidak pernah menjadi prioritas Na Jaehyun, dan dia tidak bisa menolak fakta itu.

"Kalau begitu kau bisa pergi sekarang." Doyoung berusaha tersenyum saat mengatakan itu.

"Tapi...kau bagaimana?"

"Tidak perlu memikirkanku Jae, aku bisa pulang sendiri nanti. Kau pergilah, teman-temanmu pasti sudah menunggu."

"Hmm...kalau begitu aku pergi." Jaehyun bangkit dari duduknya.

"–ah iya, ini aku harap kau menyukainya."

Doyoung mengambil buket bunga yang diberikan oleh Jaehyun. Dia tersenyum manis hendak berterimakasih, tapi Jaehyun sudah lebih dulu pergi dari sana.
Membuat tatapan perempuan itu kembali menyendu.

"Kau benar-benar hanya berperan menjadi tunanganku Jae..." Suara Doyoung begitu lirih saat mengucapkan hal itu, dia menatap buket bunga yang terlihat sangat cantik namun tak berharga menurutnya. Karena Jaehyun hanya sebatas memberinya bunga, tidak menyelipkan rasa apapun disana.

Sudah dua tahun Doyoung berharap Jaehyun bisa sedikit saja membuka hati untuknya. Tapi harapannya itu masih belum bisa menjadi kenyataan.
Karena sampai saat ini pun, Jaehyun masih terasa jauh untuk bisa dia gapai.

Jaehyun hanya orang yang terlalu patuh terhadap orang tuanya, jadi dia menerima perjodohan itu. Iya, mereka dijodohkan.

Tentu saja Doyoung tau kalau Jaehyun menerima perjodohan itu bukan atas dasar rasa suka, tapi Doyoung percaya kalau seiring berjalannya waktu rasa itu akan tumbuh di hati Jaehyun. Seperti kata pepatah 'cinta datang karena terbiasa' tapi itu tidak berlaku untuk mereka. Karena Jaehyun tidak pernah mencoba untuk membiasakan diri, dan berakhir dengan Doyoung yang jatuh hati sendiri.

Tidak mau terlihat mengenaskan diantara orang-orang yang sedang menghabiskan malam dengan kekasih mereka, Doyoung memilih untuk pergi dari restoran itu.

Dia berjalan menuju halte bus dengan langkah tidak bersemangat.
Bisa saja dia meminta dijemput oleh supir keluarganya, tapi Doyoung malas. Biarkan dia menikmati malam bersalju ini lebih lama.

"Dingin sekali, aku lupa membawa mantel..." Doyoung menggosok kedua telapak tangannya, berharap hal itu membuatnya merasa hangat.
Tapi itu tidak membantu, dia semakin kedinginan.

Doyoung duduk di sebuah bangku panjang, menunggu bus datang bersama penumpang yang lainnya.

"Chogiyo..."

Doyoung menoleh ke samping saat seseorang menepuk pundaknya. Dia mendapati seorang gadis cantik yang mengulurkan syal ke arahnya.

"Nee?"

"Kau terlihat sangat kedinginan...gunakan ini."

"Eh ti-tidak usah...kau juga membutuhkannya." Ujar Doyoung berusaha menolak.

"Aku sudah menggunakan mantel, kau lebih membutuhkannya."

Karena rasa dingin itu semakin menusuk tubuhnya yang hanya terbalut dress dan juga jaket jeans, Doyoung akhirnya menerima syal itu.

Little Monster//JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang