"Renjuni! Ayo pulang bersama!"Renjuni memejamkan matanya saat dia mendengar suara teriakan yang sudah sangat dia hafal itu.
Cklek
"Hey...kau tidur?"
Renjuni membuka matanya dan memutar bola matanya malas.
"Pulanglah Lee Haechan."
"Iya, ini mau pulang, ayo."
"Tanpaku."
Haechan menggeleng heboh, "tidak bisa, aku tidak bisa tanpamu."
Renjuni menahan diri untuk tidak bergindik geli.
Dan itu membuat Haechan tertawa."Aku tidak bisa tanpamu, aku kan eonni mu. Jadi ayo pulang dengan eonni...oppa sudah menunggu di depan gerbang."
"Hentikan itu Haechan-ssi. Kau terdengar menggelikan."
"Aniya...aniya...kalau kau tetap tidak mau pulang bersama, aku akan tetap berbicara seperti ini."
Renjuni akhirnya mengalah, dia tidak tahan harus mendengar cara bicara Haechan yang menggelikan.
"Ayo pulang."
Haechan memekik senang, "kajja!!" Teriaknya dan langsung menggandeng lengan Renjuni.
Mereka berpapasan dengan Jaemin di lorong.
Langkah Jaemin terhenti melihat Renjuni yang terus berjalan dengan di gandeng oleh gadis yang tidak Jaemin tau namanya, yang pasti gadis itu yang bersama Jeno waktu itu.Mata mereka sempat bersitatap, hanya sebentar, sampai akhirnya Renjuni melengos.
Tadinya, Jaemin berniat melihat Renjuni, apakah dia sudah pulang atau belum, dan kalau belum, rencananya Jaemin akan menawarkan tumpangan. Yah, walaupun Jaemin tau, pasti akan mendapat penolakan, tapi kan tidak ada salahnya mencoba.
"Sepertinya tidak untuk hari ini." Gumam Jaemin dan melangkah meninggalkan lorong ruang kesehatan.
Di lain tempat, terlihat Renjuni yang tengah berdebat dengan Haechan.
"Tapi kau sakit Renjuni...tidak apa-apa untuk tidak masuk bekerja."
Renjuni berdecih, "kau tidak akan mengerti Haechan-ssi."
"Baiklah! Anggap aku tidak pernah mengerti...dan itu karena kau tidak pernah mau berkeluh kesah padaku! Bahkan kau tidak pernah mau menganggapku sebagai temanmu!"
Renjuni diam, dia tidak membalas apapun lagi. Dan itu membuat Haechan semakin kesal.
"Lihat! Kau selalu bersembunyi dibalik keterdiamanmu...kau sangat mengesalkan!"
"Sayang...jangan terlalu keras, Renjuni sedang sakit kan."
Mark yang sejak tadi diam, akhirnya membuka suara. Dia tau seberapa kesal kekasihnya itu, Mark mengerti kalau Haechan hanya ingin Renjuni sedikit saja berkeluh kesah padanya. Tapi, Mark juga mengerti, untuk orang yang menjalani kehidupan keras seperti Renjuni, berbagi beban itu bukan perihal gampang, apalagi kalau Mark lihat, Renjuni seperti mengalami krisis kepercayaan terhadap orang lain.
Mark bisa melihat ada sesuatu yang salah dalam diri Renjuni. Di balik tatapannya yang dingin, Mark bisa sedikit melihat adanya kekhawatiran disana,juga ketakutan. Entah karena apa, Renjuni itu penuh misteri."Kita sudah sampai."
Renjuni mengucapkan terimakasih dan langsung turun dari mobil Mark, Haechan juga turun untuk berpindah tempat duduk di samping Mark, karena dari tadi, dia duduk di kursi belakang menemani Renjuni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Monster//Jaemren
Fanfiction[Slow Update] beberapa orang selalu menilainya dengan "kata orang" sebagai tolak ukurnya. "kata orang, dia sangat tidak sopan" "kata orang, dia benar-benar orang yang buruk" "kata orang, dia penjahat kecil dengan kejahatan yang sangat besar" "kata...