Hari ini, sepulang dari sekolah, Jaemin langsung ke rumah sakit bersama ayah dan ibunya yang memang sengaja menjemputnya. Bahkan Jaemin tidak mau repot-repot untuk pulang terlebih dulu dan mengganti seragam, karena dia ingin cepat menemui Renjuninya.
Ketika sampai di depan ruang ICU, Jaemin melihat Chenle duduk sendirian di bangku tunggu.
Gadis itu menoleh ketika menyadari kedatangannya."Kau sendirian saja? Di mana Kyungsoo Ssaem?" Tanya Jaemin.
"Ahjussi pergi tapi tidak bilang mau ke mana, hanya mengatakan kalau ada yang harus diurus." Jawab gadis itu dengan suaranya yang serak, sepertinya karena efek habis menangis, mata Chenle juga bengkak dan Jaemin bisa melihat sisa air mata di sana.
"Kau sudah makan nak?" Itu suara ibunya Jaemin, yang bertanya pada Chenle yang menatap bingung ke arahnya. Jaemin yang mengerti langsung memperkenalkan orang tuanya.
"Jadi, apa kau sudah makan?" Ibunda Jaemin kembali bertanya karena Chenle belum menjawab pertanyaannya. Dan ketika gadis itu menggeleng, kedua orang yang paling tua di sana menghela napas.
"Kalau begitu makan dulu ya, ini tadi Ahjumma beli makan niatnya untuk siapapun yang berjaga di sini, dan ternyata cuma ada kau sendirian." Nyonya Na menyerahkan sebuah tas kertas berisi makanan yang tadi sempat ia beli ketika di perjalanan menuju ke sini, "ajak Jaemin juga ya? Tadi dia bilang belum makan siang."
Mendengar itu, Jaemin langsung ingin protes, karena dia datang ke sini bukan untuk makan, tapi untuk menemui Renjuni. Akan tetapi, semua kalimatnya kembali tertelan ketika kali ini ayahnya yang membuka suara.
"Makan dulu, tidak makan hanya akan membuat kalian sakit. Dan kalau kalian ikut sakit, apa kalian bisa menjaga Renjuni? Tidak kan?"
"Benar apa yang dibilang Appa, Na...kalau kau sakit, kau tidak akan bisa menjaga Renjuni. Jadi, makan ya sayang? Biar Eomma dan Appa yang menunggu Renjuni di sini, kau ajak Chenle makan dulu."
Dan setelah memikirkan semua yang dikatakan oleh Ayah dan juga Ibunya, akhirnya Jaemin setuju untuk mengajak Chenle pergi mencari tempat yang nyaman untuk makan—kantin rumah sakit.
Walaupun sejujurnya Jaemin sedikit enggan, karena dia tidak memiliki nafsu untuk makan."Kita duduk di sana saja, ya?" Jaemin menunjuk meja paling ujung, dan Chenle mengangguk kemudian mengikuti langkahnya.
Setelah mereka akhirnya duduk, Chenle langsung mengeluarkan makanan dari dalam tas kertas yang tadi diberikan kepadanya. Terdapat empat mangkuk berbahan plastik tahan panas, dua mangkuk berisi kalguksu, dua lainnya berisi sundubu jjigae.
"Makanannya banyak sekali, ini tidak mungkin habis dimakan berdua saja." Kata Chenle.
"Eomma memang sengaja beli empat tadi, karena mengira ada Kyungsoo Ssaem dan juga pamannya Renjuni." Jawab Jaemin, dia mengambil seporsi kalguksu begitupun dengan Chenle, sedangkan dua mangkuk lainnya kembali dimasukkan untuk jatah paman Yuta atau siapapun nanti yang mau memakannya.
"Oh iya, tadi Jeno bilang akan menyusul." Kata Jaemin, dia sedikit melirik ke arah Chenle yang mulai menyuapkan makanannya.
"Eoh? Ah nee, tadi dia juga mengirimiku pesan." Jawab Chenle.
"Chenle-ya..."
"Nee Oppa?"
"Bagaimana Jiejie mu?" Tanya Jaemin, dan sedetik kemudian menghela napas berat ketika melihat Chenle menggeleng.
"Masih belum ada tanda-tanda akan sadar, tapi kata dokter detak jantungnya tidak selemah kemarin."
Mendengar itu, Jaemin mengangguk pelan,"setidaknya ada sedikit perkembangan, kita berdoa saja semoga Renjuni cepat bangun." Ujarnya, walaupun dalam hati rasa khawatir itu tidak berkurang sedikit pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Monster//Jaemren
Fanfiction[Slow Update] beberapa orang selalu menilainya dengan "kata orang" sebagai tolak ukurnya. "kata orang, dia sangat tidak sopan" "kata orang, dia benar-benar orang yang buruk" "kata orang, dia penjahat kecil dengan kejahatan yang sangat besar" "kata...